Minggu, 09 Agustus 2015

Bakar Lahan Makin Marak


Sumbang Asap: Lahan di Desa Pelangki, Kecamatan Muaradua, OKU Selatan terbakar. Tampak sebuah gubuk berada di tengah-tengah lahan yang sudah terbakar, kemarin.

* * * * * * * * * * * * * * *


MUARADUA – Sudah menjadi tradisi, musim kemarau dimanfaatkan para petani untuk membuka lahan pertanian. Mereka biasanya memilih cara konversional, membakar lahan.

Pantauan koran ini, saat ini aktivitas pembakaran lahan di wilayah OKU Selatan makin meningkat. Paling dominan warga melakukan pembakaran lahan untuk pembukaan lahan pertanian baru.

Seperti yang terpantau di Desa Pelangki, Kecamatan Muaradua sore kemarin, warga dengan sengaja membakar lahan untuk membuka kembali lahan yang akan ditanamani jagung.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Selatan Mahpi Abubakar SE mengakui jika intensitas pembakaran lahan saat ini makin meningkat di sejumlah wilayah di OKU Selatan.

Pembakaran lahan yang dilakukan warga untuk membuka lahan pertanian baru itu menyumbang timbulnya titik api dan asap. “Memang tidak begitu berdampak, tapi pembakaran lahan itu menimbulkan titik api dan kabut asap,” ujar Mahpi.

Sayangnya Mahpi tidak memiliki data pasti berapa luasan lahan yang sengaja dibakar warga untuk lahan pertanian baru tersebut. Namun, kata dia, saat ini hampir di seluruh kecamatan terjadi pembakaran lahan oleh petani untuk membuka lahan pertanian baru.

“Hampir di setiap kecamatan dijumpai, namun persisnya kita tidak memiliki data,” ujar Mahpi. Ia mengakui kesadaran warga untuk tidak membakar lahan masih sangat rendah.

Pembukaan lahan dilakukan petani masih dengan cara tradisional yaitu dengan cara mudah dan dianggap lebih ekonomis yakni membakar. Hal itu sangat disayangkan.

Pasalnya, dikhawatirkan pembakaran itu meluas dan merambat ke hutan sekitar. “Itu yang kadang tidak bisa dicegah petani,” cetus Mahpi. Pihaknya terus memantau kemungkinan terjadinya kebakaran hutan disamping terus berkoordinasi dengan BMKG di Palembang, terkait kemungkinan munculnya titik api di wilayah OKU Selatan.

“Kami juga sudah menyiagakan kendaraan pemadam dan petugas, bila sewaktu-waktu ada ditemukan titik api akibat pembakaran lahan yang meluas,” tandasnya. (dwa/vin)

Sumatera Ekspres, Minggu, 9 Agustus 2015

Lestarikan Budaya Nusantara


Unjuk Kebolehan: Peserta Karnaval Budaya 2015 atraksi di depan Bupati OKU dan pejabatan lainnya saat start di Taman Kota Baturaja, kemarin. Kegiatan diikuti sekitar 600 orang. (Sumeks, Minggu, 9 Agustus 2015)

* * * * * * * * * * * * * * *


BATURAJA – Sekitar 600 orang yang tergabung dalam 30 grup seni budaya di OKU ikut tampil pada Karnaval Budaya 2015. Baik seni budaya Ogan maupun seni budaya daerah lain.

Seperti kesenian reog, kuda lumping, serta seni budaya lainnya yang ada di Bumi Sebimbing Sekundang. Mereka masing-masing unjuk kebolehan dengan melakukan atraksi di depan Bupati OKU dan pejabat lainnya saat start di Taman Kota Baturaja, kemarin (8/8).

Setelah itu mereka melanjutkan pawai keliling kota. Mulai dari Taman Kota Baturaja, simpang tiga Ramayana, Pasar Atas kembali ke Taman Kota. Selain menampilkan puluhan grup seni budaya, kegiatan tahunan tersebut juga memamerkan puluhan busana modifikasi.

“Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan HUT OKU ke-105 dan HUT Kemerdekaan RI ke-70,” kata Plt Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) OKU, Faisol Ibrahim.

Karnaval juga sebagai bentuk untuk melestarikan budaya. Menyediakan wadah pelaku seni dan mengasah kreativitas, serta bisa meningkatkan wisatawan di OKU.

Bupati OKU, Drs H Kuryana Azis mengatakan, karnaval harus dilakukan untuk melestarikan budaya yang ada di OKU. Bukan hanya lokal, tapi dari etnis lainnya karena semua budaya milik nusantara yang harus dikembangkan dan dilestarikan.

“Budaya Indonesia mulai tersisih seiring masuknya budaya asing. Terlebih remaja sekarang ini yang sering mengikuti budaya barat dan mengesampingkan budaya timur. (gsm/vin)

Sumatera Ekspres, Minggu, 9 Agustus 2015

Selasa, 24 Februari 2015

Pasokan Normal, Harga Bervariasi

Pasokan Normal, Harga Bervariasi
Pasokan Aman: Ikan gabus di pasaran pasokannyamaih aman. Tampak pedagang membersihkan ikan untuk digiling
______________________________


PALEMBANG --- Kendati pasokan ikan gabus normal, tidak membuat harga ikan ini turun. Harga ikan gabus tersebut bervariasi. Berdasarkan pantauan koran ini, Minggu (22/2), di sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Cinde, 26 Ilir, Km 5, dan Pasar Lemabang, harga ikan gabus cukup bervariasi. Harga ikan mulai dari Rp 40 ribu/kg hingga Rp 60 ribu/kg.

Menurut Ali (45), pedagang ikan gabus di Pasar Cinde, saat ini, harga ikan gabus masih tetap di kisaran harga lama, tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan harga. Pasokan ikan mencukupi dari luar Palembang. “Harga ikan gabus saat ini tidak naik dan turun. Begitujugaikan gabus giling, Alhamdulillah permintaan akan ikan masih dikatakan normal,” tuturnya.

Harga ikan gabus, lanjutnya, akan mengalami kenaikan jika pasokan ikan dari daerah berkurang. Kalau pasokan ikan normal seperti sekarang ini, harga tidak akan mengalami kenaikan. “Biasanya pada saat air sungai dan rawa surut, ikan ini sulit didapat oleh masyarakat. Otomatis harga ikan gabus akan naik,” bebernya.

Sementara itu, A Rozak, penjual ikan gabus giling di Pasar 26 Ilir mengatakan, ikan gabus giling yang dijualnya saat ini Rp 70 ribu/kg. Sedangkan harga gabus yang masih hidup, Rp 50 ribu/kg. “Ikan gabus akan naik ketika permintaan mengalami lonjakan saat perayaan hari besar, seperti Idul Fitri dan Idul Adha,” tandasnya.

Di Pasar Km 5. Senada disampaikan Endang, pedagang ikan gabus di Pasar Lemabang. Menurutnya, harga ikan masih relatif mahal Rp 60 ribu/kg. “Ukuran ikan juga tidak begitu besar. Kecil-kecil,” tukasnya sembari melayani pembeli. (cj12/via/ce4)
Sumber: Sumatera Ekspres, Selasa, 24 Februari 2015

Pertama Kali Serap Gabah




Pelepasan truk pembawa beras raskin untuk wilayah Palembangdari halaman gudang Bulog Km 9 oleh Sekda Sumsel, Mukti Sulaiman, Kepala Bulog Divre Sumsel, Basirun, dan Kepala Dinsos, Drs Apriyadi, kemarin
______________________________


PALEMBANG --- Untuk pertama kalinya dilakukkan, Perum Bulog Divre Sumsel akan menyerap gabah dari petani padi. Dari target pengadaan beras tahun ini sebesar 90 ribu ton, hanya 67.500 atau 75 persen yang berupa beras.

“Sebanyak 22.500 ton atau 25 persennya berupa gabah,” kata Kepala Perum Bulog Divre Sumsel, Basirun. Terobosan itu diungkapnya di sela peluncuran sosialisasi dan penyaluran program raskin 2015 di gudang Bulog Km 9, kemarin (23/2).

Ia mengakui pengadaan gabah belum pernah dilakukan sebelum ini. Supaya lancar Bulog Divre Sumsel menyiapkan 5 satuan tugas (satgas) dan 2 unit pengelolaan gabah beras (UPGB). Dua UPGB itu yang akan jemput bola ke petani. Pengadaan gabah pada tahun-tahun sebelumnya tidak dilakukan karena harga jual di tingkat petani tinggi. Berpatokan pada HPP pemerintah, tidak mungkin Bulog menyerapnya.

“Semoga tahun ini harganya mendekati HPP sehingga unit-unit kami bisa cepat melakukan pembelian,” beber Basirun. Target pengadaan 90 ribu ton ini meningkat 29 persen dibanding tahun lalu yang hanya 70 ribu ton. Kenaikan pengadaan ini mendukung target pengadaan nasional 2.75 juta ton beras.

Pengadaan beras sendiri molor karena kemarau panjang dan molornya masa taman. Harusnya, penyerapan dimulai Januari-Februari. Dengan kendala ini, masuknya beras baru diprediksi Juli-Agustus nanti.

Untuk raskin, penyalurannya per Maret sudah mencapai 19 ribu ton. Penerima se-Sumsel sama dengan alokasi tahun lalu, 419.579 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM). “Penyaluran dilakukan melalui 791 titik distribusi pada 225 kecamatan di 17 kabupaten/kota,” ungkapnya.

Setiap bulan, Bulog menyalurkan sekitar 6.300 ton raskin. Hingga kemarin, baru ada 4 daerah yang telah mendistribusikan raskin kepada para penerima program ini, yakni Palembang, Lahat, Pagaralam, dan OKU Timur. Kabupaten/kota lainnya menyusul. Paling cepat sebelum Maret berakhir.

“Karena itulah, kami launching saat ini agar tidak tertinggal jauh dengan provinsi lain,” jelas Basirun. Raskin yang disalurkan bukan beras baru, tapi stok yang masih ada di gudang Bulog.

Tapi, Bulog selalu melakukan pemeliharaan agar beras stok itu terbebas dari kutu dan jamur karena lembab. Stok saat ini mencapai 30.751 ton beras. Dengan kebutuhan per bulan rata-rata 6.554 ton, maka ketahanan mencapai 4,7 bulan (hampir 5 bulan).

Target Bulog, distribusi raskin selesai tepat waktu dan tanpa tersisa. Sistemnya tetap cash and carry. Kepala Dinsos Sumsel, Drs Apriyadi MSi mengatakan, 419.579 RTSPM penerima raskin sudah disurvei. “Mereka memang masyarakat yang berhak menerima bantuan,” katanya.

Diingatkannya, program raskin ini butuh dukungan pemkab/pemkot. Salah satunya penyediaan bantuan untuk transportasi agar harga raskin tetap Rp 1.600 hingga ke tangan masyarakat yang menerimanya.

Sekda Sumsel, H Mukti Sulaiman SH MHum menambahkan, raskin merupakan program prorakyat di bidang pangan. “Harganya murah hanya Rp 1.600 per kg di titik distribusi,” ujarnya. Pemprov terus mengawasi harga beras di pasaran agar tidak terjadi kenaikan signifikan. Jika memang diperlukan, akan dilakukan operasi pasar. (wia/ce4)
Sumber: Sumatera Ekspres, Selasa, 24 Februari 2015

Masa Tanam dan Panen Mundur

Masa Tanam dan Panen Mundur
Cuaca yang tak menentumembuat musim tanam dan panen di beberapa wilayah mundur. Kondisi ini menjadi salah satu sebab tingginya harga beras saat ini. Masa tanam seharusnya dilakukan September 2014 dan akan panen Februari 2015, tetapi ternyata mundur, kemungkinan panen akan dilakukan April 2015

______________________________

MARTAPURA --- Harga beras untuk 2015 lebih tinggi dibanding tahun lalu. Di tingkat petani harga berassudah tembus Rp 9.300 hingga Rp 9.500 per kg. “Kalau tahun sebelumnya tak pernah kita beli beras di tingkat petani mencapai harga Rp 9 ribu. Ini sejarah harga beras paling tinggi,” ujar Ketua Persatuan Penggilingan Padi (PERPADI) OKU Timur H Faisal Habibur SH.

Dikatakan, faktor penyebab kenaikan harga beras khususnya di OKU Timur adalah masa taman yang mundur akibat cuaca yang tidak menentu. “Seharusnya masa tanam jatuh pada September 2014, artinya panen Februari 2015, tapi karena masa tanam mundur, sehingga masa panen juga ikut mundur,” terangnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Ir Tubagus Sunarseno menjelaskan, puncak masa panen di OKU Timur diperkirakan Maret 2015. “Namun kalau panen raya diperkirakan April 2015 ini,” ujarnya yang menargetkan produksi gabah kering giling 900 ribu ton.

Tingginya harga beras memang dikeluhkan warga. Juniati, ibu rumah tangga, mengaku bingung dengan tingginya harga beras. “OKUT kan lumbung pangan, kok beras di sini tetap mahal,” ujarnya yang membeli Rp 10 hingga Rp 11 ribu beras per kg. (sal/ce6)

Sumber: Sumatera Ekspres, Selasa, 24 Februari 2015

Berdebu, Uji Coba Underpass Setop Dua Jam

Berdebu, Uji Coba Underpass Setop Dua Jam
Gangguan Nonteknis: Debu bertebangan mengganggu lalu lintas kendaraan yang melintas di terowongan underpass simpang Patal dalam uji coba, kemarin.

______________________________

PALEMBANG --- Uji coba underpass tak berjalan mulus. Selama dua jam, lalu lintas kendaraan disetop karena khawatir terjadi kecelakaan. Penyebabnya, debu sisa semen cor badan jalan membumbung tinggi menutupi pandangan para pengemudi.

“Setelah disiram air dengan bantuan mobil Damkar, uji coba kembali diteruskan,” ujar Kepala SNVT Jalan dan Jembatan Metropolitan BBPJN III, Aidil Fitri, kemarin. Uji coba dimulai dengan doa bersama sejumlah pejabat yang hadir. Mereka dari Ditlantas Polda, Polresta, BBPJN III, Dishubkominfo Sumsel, Dishub Palembang, serta perwakilan kontraktor.

Pukul 10.15 WIB, uji coba terowongan underpass dimulai. Semua kendaraan dengan tinggi makksimal lima meter bisa melintasi underpass itu. Kecepatan maksimal saat melalui terowongan yakni 25 km per jam.

“Kami akan evakuasi seefektif apa underpass ini mengurangi kemacetan,” katanya. Saat ini, ada empat fase lalu lintas. Jika masih timbul kemacetan dan antrean panjang kendaraan, akan dijadikan tiga fase seperti di bawah flayover simpang Polda.

Kepala Bidang Perencanaan BBPJN III, Juni Wahjudiono menambahkan, pengaturan underpass sudah tidak ada hambatan untuk traffic light-nya. Di terowongan underpass juga sudah dilengkapi lampu untuk penerangan pada malam hari.

“Badan jalan terowongan underpass memang hanya dicor beton, tidak diaspal,” imbunhnya. Sesuai kesepakatan uji coba dilakukan selama 10 jam, dimulai pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB.

Setelah uji coba kendaraan, bakal ada uji laik fungsi jalan dan uji keselamatan jalan. Menurut Juni, ada empat pompa air yang dipasang secara bertahap dengan level berbeda.

“Jika ada genangan air, secara otomatis pompa bekerja,” tuturnya.

Selama tiga tahun, perawatan underpass ini masih jadi tanggung jawab kontraktor. Setelahnya akan dikelola oleh Dinas PU Bina Marga. Untuk launching direncakan awal Maret.

“Kami berharap Presiden langsung yang datang, palin tidak Menteri PU,” ujar Juni.

Sementara, Kepala Bidang Transportasi Jalan dan Rel Dishub Palembang, Agus Supriyanto mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi operasional traffic light underpass.

Kasi Amdal Ditlantas Polda Sumsel, Kompol Ridwan meyakini, setelah dioperasionalkan nanti, tidak ada lagi kemacetan di kawasan simpang Patal tersebut.

Tapi, penumpukan kendaraan bisa terjadi di titik lain. “Biasanya ada dua titik penumpukan kendaraan, salah satunya diprediksi di Angkatan 66,” tukasnya. (chy/ce4)

Sumber: Sumatera Ekspres, Selasa, 24 Februari 2015