Selasa, 03 Juli 2012

Lampung Selatan Rusuh

Lampung Selatan Rusuh
Rusak Fasilitas Negara : Kerusuhan terjadi di Kota Kalianda, Lampung Selatan, kemarin (2/7). Massa yang terdiri dari sejumlah elemen masyarakat merusak kantor pemerintahan. Tidak hanya itu, massa juga menutup Jalan Linta Sumatera (Jalusum) yang menjadi lalu lintas dari Pelabuhan Bakauheni menuju Sumatera

Massa Merusak Perkantoran dan Fasum


KALIANDA - Aksi unjuk rasa Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) dan Forum Persatuan Masyarakat Lamsel (Forlas) di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Lampung, kemarin (2/7) kembali diwarnai kerusuhan. Massa yang tergabung dalam LMND dan Forlas merusak sejumlah perkantoran serta fasilitas umum (fasum). Bahkan, kaca tempat mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Syariah Mandiri dan perguruan tinggi DCC yang berada di Jalan Raden Intan, Kalianda, ikut dilempari massa. Sehingga kaca di dua tempat itu pecah.

Bukan itu saja, sejumlah lampu jalan juga dirusak dengan cara dilempar dan diketapel pengunjuk rasa. Bahkan, tenda tempat pelaksanaan tablik akbar yang berada di lapangan Korpri Pemkab Lamsel Selatan ikut dibakar massa. Beruntung peserta yang mengikuti acara tersebut telah membubarkan diri.

Aksi unjuk rasa dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu massa mendatangi kantor Pemkab Lamsel. Mereka mendesak Bupati Lamsel, H Rycko Menoza SZP meminta maaf kepada masyarakat dan tokoh adat, karena sebelumnya mereka merasa dilecehkan Bupati. Selain itu, massa juga meminta bupati memperhatikan marga adat yang ada di Lamsel dan diikutsertakan dalam pembangunan di kabupaten itu.

Sebelum aksi unjuk rasa dan anarkis itu pecah, Bupati sebelumnya menemui massa di Lapangan Radein Intan Kalianda. Di hadapan massa bersama tokoh lima marga, Rycko mengajak masyarakat untuk saling bahu membahu membangun Lamsel ke depan. Sekaligus atas nama pemerintah daerah dan pribadi meminta maaf.

Sayangnya, belum selesai memberikan sambutan, sekitar 10 menit di atas panggung, sejumlah massa melempari dengan air mineral ke arah panggung. Padahal saat itu, Bupati bersama tokoh lima marga sedang berada di atas panggung memberikan penjelasan. Sontak suasana menjadi ricuh. Meski sempat diredam sejumlah tokoh marga, namun massa yang telah terprovokasi tidak menggubris imbauan tokoh kelima marga tersebut.

“Tenang saudara-saudara, jangan bertindak anarkis. Pak Bupati secara kesatria telah meminta maaf kepada masyarakat. Jadi tolong jangan terprovokasi yang akan membuat nama lembaga adat jadi tidak baik,” teriak salah satu tokoh lima marga di hadapan ratusan massa.

Namun, massa tetap tidak dapat dikendalikan. Bahkan berusaha merangsek ke depan menuju ke arah Bupati. Karena tidak dapat dikendalikan, Bupati dikawal ketat aparat kepolisian, TNI dan Sat Pol PP meninggalkan Lapangan Raden Intan bersama sekitar 15 tokoh yang mewakili lima marga menuju kantor pemkab untuk berdialog. Masing-masing marga Legun, Dantaran, Ratu, Rajabasa dan Katibung.

Pertemuan digelar mulai pukul 11.15 WIB hingga pukul 12.15 WIB. Selain Bupati, pertemuan itu juga dihadiri Dandim 0421, Kapolres Lamsel AKBP Harri Muharam.

Dalam pertemuan itu menghasilkan kesepakatan antara lima marga adat dengan pemkab. Di antaranya pangeran Sai Batin dari lima marga sepakat untuk saling bahu membahu membangun Lamsel ke depan. Dengan catatan, pemerintah selalu mengajak dan melibatkan marga adat dalam pembangunan di kabupaten tersebut.

“Kami memberikan apreasiasi kepada Bupati yang secara kesatria telah meminta maaf kepada masyarakat dan kami sebagai manusia biasa juga meminta maaf. Untuk itu, kedepan, kami sepakat mendukung pembangunan untuk memajukan kota Kalianda menjadi kota modern,” ungkap Zainal Abidin, pangeran dari Marga Dantaran.

Dalam dialog itu, Bupati meluruskan jika isu yang yang melecehkan lembaga adat itu tidak benar. Pemkab Lamsel berkomitmen dalam pengembangan adat dan budaya masyarakat Lamsel. Ia juga mengatakan, pemkab selalu konsisten untuk melestarikan adat dan budaya daerah serta mengakui keberadaannya sebagai salah satu pilar utama dalam mensukseskan pembangunan.

Sementara berdasarkan pantauan Radar Lampung (Sumeks Group), sejumlah perkantoran yang dirusak massa yaitu kantor Badan Penanaman Modal Pelayan Perizinan Terpadu (BPMMPT) di Jalan Raden Inten. Akibatnya, kaca pada satuan kerja (satker) itu pecah. Bahkan, massa juga sempat membakar kursi dan kertas-kertas yang ada di kantor itu, sekitar pukul 14.00 WIB. Beruntung aparat gabungan dari Polri, TNI, Satuan Marinir, dan Pol PP sigap menghalau massa dan memadamkan api. Tapi, massa kembali berulah dengan melempari kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).

Tidak sampai dis itu, massa kembali merusak lokasi wisata di pemandian air panas Way Belerang. Di lokasi wisata itu, massa merusak gerbang dan beberapa fasilitas. Selain itu, massa juga melempari kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), Dispenda, Badan Ketahanan Pangan, GOW, PU dan kantor Pelayanan Pajak Kalianda. Di kantor pajak, selain merusak kaca dan merusak sejumlah fasilitas kantor, massa juga menjarah 3 buah laptop dan 1 monitor komputer.

Pos Polisi Lantas Kota Kalianda ikut pecah karena dilempari pengunjuk rasa. Termasuk juga kantor Pengadilan Agama. Bahkan massa sempat mengacak-ngacak kantor PA. Selain merusak dan melempari kaca, massa juga ada yang menjarah disana. Sehingga, 3 unit komputer di kantor itu hilang. Berikut 1 unit laptop.

Aksi unjuk rasa juga mengakibatkan jalur jalan lintas Sumatera (Jalinsum) di tutup sementara dari pukul 13.30 hingga 15.00 WIB.

Kendaraan dari arah Bandar Lampung dialihkan dari depan kantor Dinas Perhubungan melalui jalan lintas timur. Sementara yang dari Bakauheni juga dialihkan ke lintas timur mulai dari Gayam, Ketapang. Karena massa yang berunjuk rasa juga menebangi pohon dan membakar ban bekas di pinggir jalan.

Sementara, aparat kepolisian, TNI, Marinir dan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) tidak dapat berbuat banyak ketika massa melakukan aksi anarkis dan perusakan. Karena massa berpencar dengan menggunakan roda dua saat melakukan perusakan itu dan petugas terfokus menjaga keamanan di sekretariat Pemkab dan DPRD.

Terpisah Plt Sekretaris Daerah (Sekdakab) Lamsel Drs Ishak MM mengatakan, pihaknya masih menginventarisasi kerugian serta kerusakan yang terjadi akibat aksi unjuk rasa tersebut. Ia juga menegaskan, pemkab akan melaporkan aksi perusakan itu kepada aparat kepolisian. (dur/jpnn/ce2)

Sumatera Ekspres, Selasa, 3 Juli 2012

Jalintim Macet, Ratusan PNS Absen

Jalintim Macet, Ratusan PNS Absen
Macet : Antrean kendaraan yang terjebak macet di Jalitim Palembang-Indralaya, kemarin

INDERALAYA -- Jalan lintas timur (Jalintim) Palembang-Inderalaya sepertinya sulit terbebas dari kemacetan. Tiap hari, para pengguna jalan selalu mengeluh. Sedikit saja ada mobil mogok atau kecelakaan, juga padatnya kendaraan kala weekend, dipastikan antrean mobil panjang.

Kemarin, misalnya. Kemacetan lebih parah dari sehari sebelumnya. Hanya, lokasi macetnya bertambah, di Jalintim Palembang-Inderalaya dan Jalinsum Palembang-Prabumulih wilayah Ogan Ilir. Antrean dari pukul 03.00-12.00 WIB.

Dampaknya sangat luar biasa. Pegawai negeri sipil (PNS) maupun karyawan yang bekerja di daerah Ogan Ilir, namun berlibur ke Palembang di akhir pekan, banyak yang tak bisa ngantor. Bahkan, di Pemkot Prabumulih ada ratusan PNS absen.

Hengki, seorang PNS di lingkungan Pemkot Prabumulih mengatakan, kemacetan membuat jalan lumpuh total di jalan Palembang-Ogan Ilir. “Saat saya mau melintas di daerah tersebut, sudah macet total. Untung memakai motor sehingga bisa lewat,” terangnya. Lebih jauh ia menambahkan, untuk PNS yang menggunakan kendaraan bus atau mobil pribadi dipastikan tidak akan bekerja. “Macet itu benar-benar parah. kendaraan bus atau mobil pribadi banyak terjebak dan tidak bisa bergerak,” terangnya.

Senada diungkapkan Nita, PNS di Kota Prabumulih. Ia mengaku PNS di sejumlah SKPD di lingkungan Pemkot Prabumulih kebanyakan tidak ngantor karena terjebak macet. “Kalau PNS yang mudik ke Palembang saat weekend, banyak yang terjebak macet. Jadi banyak yang telat, bahkan tidak masuk kerja,” bebernya.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Prabumulih Drs H Sobban Asmuni membenarkan ketidakhadiran PNS di lingkungan Pemkot Prabumulih akibat kemacetan parah di daerah Palembang-Ogan Ilir. “Dari kemarin memang jalanan macet, beruntung saya tidak berangkat hari ini (kemarin, red). Pasti ikut terjebak. Saya saja berangkat menuju Prabumulih pukul 5 sore, tiba pukul 11 malam,” bebernya.

Ada empat titik kemacetan yang terjadi. Yakni di Jalintim Palembang-Inderalaya Km 32 Kelurahan Timbangan Kecamatan Inderalaya Utara, Km 33 Kota Inderalaya, Jalinsum Palembang-Prabumulih Km 38 Desa Lorok, Kecamatan Inderalaya Utara, dan Km 18 Desa Sungai Rambutan Kecamatan Inderalaya Utara. Jalintim Palembang-Inderalaya Km 33 Kota Inderalaya atau tepatnya di depan kantor DPRD tidak pernah terjadi kemacetan, sempat terjadi hal serupa.

Begitu juga dengan Jalinsum Palembang-Prabumulih Km 38 Desa Lorok. Panjangnya antrean kendaraan dari Jalinsum ini mencapai 6 km mulai dari Km 38 sampai ke Km 32 Kelurahan Timbangan.

Di Jalinsum Palembang-Inderalaya Km 33 arah Kayuagung, antrean kendaraan tidak begitu panjang. Hanya 1 km. Antrean kendaraan yang terjebak macet justru terjadi mulai dari Km 18 sampai ke Km 32 Kelurahan Timbangan yang panjangnya mencapai 14 km.

Petugas Satuan Lantas Polres Ogan Ilir bahu membahu mengatur dan mengurai kendaraan yang terjebak macet. Kendaraan hanya bisa bergerak dalam hitungan satu atau dua meter. Setelah itu pengemudi harus menunggu selama setengah jam.

Penyebab kemacetan bukan karena adanya kecelakaan atau perbaikan jalan, tapi karena banyaknya kendaraan yang melintas. Kendati pukul 10.00 WIB kendaraan yang melintas di Jalintim Palembang-Inderalaya sudah bisa bergerak, namun kemacetan kembali terjadi di Km 13 Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, pada pukul 11.00-14.00 WIB. Kemacetan di sana disebabkan adanya tumpukan material di samping Terminal Karya Jaya karena adanya pelebaran jalan. Jalan yang dilebarkan dilintasi kendaraan. Saat akan naik ke jalan aspal di depan terminal, kendaraan akan mengurangi kecepatan dan menyebabkan kemacetan panjang di belakangnya.

Titik macet berada di depan Terminal Karya Jaya atau Jl Sriwijaya Raya Km 10. Kendaraan yang terjebak macet dari arah Palembang hanya 1 km. Sedangkan dari arah Inderalaya mencapai 10 km. Mulai dari Terminal Karya Jaya sampai ke Simpang KTM Sungai Rambutan Km 20.

Salah satu pejabat di Dinas PU Ogan Ilir Ilir yang namanya enggan dikorankan menjelaskan, penyebab utama terjadinya kemacetan di depan terminal karena adanya tumpukan material di tengah-tengah jalan antara jalan utama dengan jalan yang akan dilebarkan. “Petugas yang menarik retribusi di depan terminal hendaknya menyuruh kendaraan masuk sehingga tidak menyebabkan kemacetan,” katanya.

Sementara itu, Kapolres Ogan Ilir AKBP Deni Dharmapala SH SIk melalui Kasat Lantas AKP Wawan Andi Susanto SH didampingi Kanit Laka Iptu Zaldi menegaskan bahwa penyebab kemacetan disebabkan karena adanya pelebaran jalan juga disebabkan kurang disiplinnya pengemudi kendaraan. “Pengemudi yang menerobos antrean membuat macet semakin jadi,” pungkasnya. (qda/dom/ce1)

Sumatera Ekspres, Selasa, 3 Juli 2012