Senin, 27 Agustus 2012

Tahun Depan Undang Kota Besar

Tahun Depan Undang Kota Besar
Lomba Bidar: Sejumlah peserta lomba bidar sekuat tenaga mengayuh perahunya, bersaing ketat untuk menjadi nomor satu pada kegiatan HUT Kemerdekaan RI ke-67 yang digelar Pemkot Palembang di Sungai Musi, kemarin

PALEMBANG - Lomba bidar dan perahu motor hias di Sungai Musi, menyemarakkan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-67, kemarin, berlangsung meriah. Bahkan, tiga kabupaten seperti OKUT, Muba, dan OKI ambil bagian.

Pantauan Sumatera Ekspres, pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) dipadati warga yang antusias menyaksikan jalannya perlombaan tahunan tersebut. Peserta berjumlah 18, wakil dari berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Palembang, BUMD, swasta, dan kecamatan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang Thabrani mengatakan, kegiatan dalam rangka 17 Agustus itu baru sekarang diadakan karena bertepatan dengan bulan Ramadhan. “Makanya tidak bisa dilaksanakan tepat waktu.”

Thabrani, sekaligus ketua panitia perlombaan perahu motor hias dan lomba bidar menuturkan, lomba perahu hias dan bidar adalah budaya tradisional Kota Palembang yang mesti diberdayakan menjadi kebudayaan asli masyarakat Palembang. “Sehingga budaya asli Kota Palembang bisa dipertahankan dan terus lebih baik ke depannya.”

Sementara itu, Wakil Wali Kota Palembang Romi Herton mengatakan perahu motor hias dan bidar merupakan budaya Pelembang. "Tahun berikutnya, kita berharap perlombaan perahu hias bukan hanya dari kabupaten/kota yang ada di Palembang saja yang ikut berpartisipasi. Ke depan kota besar seperti Bali, Jambi dan Medan kita undang juga. Hadiah kita anggarkan melalui APBD," ungkapnya.

Sebagai juara lomba perahu motor hias, untuk kategori kecamatan yakni kecamatan Kalidoni dan Ilir Timur II dengan total nilai 1923. Juara kedua RT 5 dari Kelurahan 35 Ilir (1910), juara ketiga RT 32 dari Kelurahan 35 Ilir.

Kemudian, juara harapan diraih Kecamatan Bukit Kecil (1376). Pemenang untuk kategori, SKPD, BUMD dan perusahaan swasta, diraih oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Palembang (2.045), juara kedua OKUT (2.037), juara ketiga PT Pusri (1.940) dan juara harapan diraih kabupaten Muba (1.395).

Sedangkan lomba bidar, pemenang pertama diraih PT Pelindo dengan waktu tempuh 5 menit, juara kedua PT Pusri dengan waktu tempuh 6 menit, juara ketiga Indofood dengan waktu tempuh 7 menit, dan juara harapan PT KKP dengan waktu tempuh 7 menit 12 detik. (cj7/ce2)

Sumatera Ekspres, Senin, 27 Agustus 2012

Dapat Ikan Pari 100 Kg

Dapat Ikan Pari 100 Kg

Jadi Tontonan: Ikan pari seberat 100 kg yang didapat Ali di sungai, menjadi tontonan warga setempat. Ikan yang memiliki lebar 1,5 meter dan panjang 2 meter ini rencananya akan dijual dengan harga Rp 15 hingga Rp 20 ribu per Kg.

MUSIRAWAS – Bagi nelayan dan pemancing, kemarau panjang membawa berkah. Salah seorang nelayan kemarin mendapatkan rezeki besar berupa ikan pari di sungai perbatasan Desa Tanjung Raya, Kecamatan Lakit, serta Desa Ngulak perbatasan Muba. Ikan pari yang berukuran raksasa ini menjadi tontonan warga sekitar, dengan diameter lebih dari 2 meter dan lebar sekitar 1,5 meter. “Saya biasa mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi kalau getah karet lagi sedikit dan harganya anjlok,” ujar Ali, nelayan tersebut.

Awalnya, ikan yang didapatkan hanya untuk lauk-pauk sehari-hari. Tetapi, pada musim kemarau ikan yang didapat dijualnya, dan hasilnya cukup untuk membeli beras. “Untuk ikan pari kecil saya jual Rp5 ribu per kg dan ikan gabus serta sepat Rp10 hingga Rp 15 ribu per kg,” ujarnya.

Minggu kemarin, seperti biasa dirinya membawa jala dan pancing di perahu. Saat dekat muara Sungai Musi dan Rawas, dirinya melemparkan jala. Begitu diangkat, alangkah terkejutnya Ali melihat ikan berukuran sangat besar nyangkut di jalanya. Dengan sekuat tenaga dan penuh kehati-hatian, akhirnya ikan bisa dibawa ke pinggir sungai. Ikan pari berukuran raksasa ini pun langsung menjadi tontotan masyarakat. Ikan pari ini bukan kali pertama didapat ayah lima putra ini. Tetapi untuk yang kesekian kalinya, hanya saja ukuran yang paling besar baru kali ini didapatnya. “Biasanya sore banyak wang yang minta bagi ikan Kak. Yang jelas paling dijual sekilo Rp15 sampai Rp 20 ribu,” kata Ali yang memprediksi ikan pari ini memiliki berat lebih dari 100 kg.

Sementara itu, Arifin, warga yang hobi menghabiskan waktu memancing di pinggiran Sungai Musi dan Rawas mengatakan, saat ini memang musim ikan pari mudik. “Kita mancing saja mendapatkan lebih dari 10 ekor ikan pari ukuran sedang. Yah sekitar 1/2 kg per ekornya,” kata Arifin. (iol/ce5)

Sumatera WEkspres, Senin, 27 Agustus 2012

Duka Keluarga Korban Kecelakaan Maut

Antar Anak Berobat, Dimakamkan Satu Liang





Janariah, satu-satunya korban selamat masih terlihat shock. Mulutnya terkunci, namun air matanya terus menetes saat menyaksikan suami dan dua anak tercinta dimakamkan.

RATUSAN warga, kerabat, rekan kerja, dan jiran tetangga silih berganti datang ke kediaman Janariah, di Desa Babat, Kecamatan Penukal, Muara Enim, kemarin. Kepala SDN Penukal itu adalah satu-satunya korban selamat dalam kecelakaan Innova yang nyemplung ke aliran kanal perkebunan kelapa sawit PT Golden Blossum Sumatera (GBS), Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Muara Enim, pukul 11.00, Sabtu (25/8) lalu.

Lima orang tewas dalam kejadian tersebut. Feri Suhendi SH MSI (37), suami Janariah. Kemudian, dua anggota keluarga Iga Riana (17), M Hafiz Abdurahman (14), dan dua bocah lainnya Winda (9) dan Windi (9).

Tak ada sepatah kata pun keluar dari bibir Janariah. Matanya sembab dan seakan tak henti menangis. Mengiringi pemakanan suami, anak, dan keluarga tercinta. Sebelumnya, lima jenazah tersebut disalatkan di halaman rumah. Setelah itu, jasad Feri yang PNS di Kantor Kecamatan Penukal, dilepas dengan upacara kehormatan.

Usai proses upacara tersebut, kelima jasad itu dibawa ke liang lahat untuk dimakamkan. Kelimanya dikubur dalam satu liang. Lokasi penguburan di belakang rumah almarhum Feri. Mayat diturunkan satu persatu ke dalam liang dengan diiringi isak tangis para keluarga dan pelayat.

Wakil Bupati Muara Enim, H Nurul Aman, hadir mengikuti prosesi pemakaman. Ia berpesan agar keluarga yang ditinggal bisa tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan tersebut.

Di pemerintahan, jabatan terakhir almarhum Feri sebagai kasi pemerintahan. Ia telah bertugas sebagai PNS sejak tahun 1989. Feri meninggalkan seorang istri Janariah dan anak bungsunya Triana.

Di mata rekannya, Feri dikenal sebagai sosok yang penuh dedikasi dalam pekerjaan dan religius alias rajin beribadah. Di kampungnya Desa Babat, Kecamatan Penukal, Feri juga dikenal aktif dan menjabat sebagai seksi peribatan di Masjid Al Muhlisin. “Almarhum juga guru ngaji dan P3N,” kata Kades Babat, Dito Herman yang juga kakek almarhum Feri.

Camat Penukal Darmawi menambahkan, almarhum seorang pekerja keras. “Saya merasa kehilangan karena dia sudah lama bekerja di Kantor Camat Penukal,” katanya lagi. Dari yang ia ketahui, kata Darmawi, almarhum Feri dan keluarganya sebelum kejadian itu hendak mengantarkan anak sulungnya, Iga berobat dengan Syamsul Bahri, orang tua dari korban Winda dan Windi. “Setahu saya, rencananya nak ngurutke anaknya, karena ada benjolan bagian belakang punggung,” ujarnya lagi.

Sedangkan anaknya Iga, setelah berobat rencananya akan mulai kuliah di akbid di Kota Palembang. “Malam sebelumnya, Iga sudah diurut sebanyak dua kali dari enam kali urut yang disarankan Syamsul Bahri. Namun, karena saat kejadian Syamsul Bahri tidak ada di rumah, dan lagi bekerja, Feri pergi mengajak anak kembar dari Syamsul Bahri jalan-jalan menuju dermaga batu bara,” bebernya.

Mereka pergi ke dermaga, sambil menunggu Syamsul Bahri, orang tua Winda dan Windi selesai bekerja. Namun, belum sampai ke dermaga, tidak diketahui pasti, mobil yang mereka tumpangi justru nyemplung di kanal sungai PT GBS di Desa Prambatan.

Lanjut Darmawan, kondisi jalan menuju dermaga yang dilalui berupa jalan tanah dan berdebu. Sisi kiri dan kanan terdapat kanal dengan kedalaman bervariasi, dan tidak berpagar. Namun, lokasi kejadian, kedalaman kanal sekitar 4-5 meter.

Penyebab kecelakaan sendiri tidak bisa diketahui secara pasti. Lantaran, istri korban Janariah belum mau bercerita. Kondisinya masih berduka. “Pihak keluarga masih berduka. Saya sendiri belum sempat bertanya karena dia masih sering menangis,” kata Hopandi Said, mantan anggota DPRD Sumsel yang kini menjabat dirut Perusda dan masih tercatat sebagai keluarga dari Feri.

Menurut Hopandi, semestinya, Minggu (26/8), Feri menghadiri undangan keluarga yang menikah di Desa Betung. Sekalian menjemput anak bungsunya Triana. “Anak cucu saya ada pesta di daerah Betung,” kata Hopandi. Triana sendiri tidak ikut dalam mobil itu, karena ikut berlebaran di tempat neneknya daerah Betung. (*/ce1)

BERRY SUNISU – Muara Enim
Sumatera Ekspres, Senin, 27 Agustus 2012

Innova Terperosok ke Lumpur 5 Meter


Olah TKP: Polisi bersama tim terpadu tengah melakukan olah TKP di lokasi terjunnya Innova ke sungai kanal berlumpur di area perkebunan PT GBS, Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Muara Enim, kemarin (26/8)

MUARA ENIM - Lima korban tewas tenggelam dalam mobil Innova yang terjun ke sungai kanal berlumpur di Muara Enim kemarin dikebumikan. Tim laka terpadu diturunkan khusus menyelidiki peristiwa nahas yang terjadi di sungai kanal perkebunan kelapa sawit milik PT Golden Blossum Sumatera (GBS), Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Muara Enim itu.

Tim terpadu kemarin siang langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Lokasinya tak jauh dari dermaga batu bara di Desa Prambatan. Tim laka terpadu yang diturunkan berasal dari polisi, Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga. Tim langsung melakukan olah TKP, juga membuat sketsa lokasi kecelakaan.

Tampak hadir, Kasubid bin Gakkum Dirlantas Polda Sumsel AKBP Julihan Muntaha SIk, beserta dua anggota, Brigadir Endang dan Briptu Fran Junaidi. Dari Satlantas Polres Muara Enim hadir Kasat Lantas AKP Agung Setyo Nugroho dan Kanit Laka Iptu Indrowono. Ada juga dua anggota DPRD Muara Enim, Devi Hariyanto SH dan Awam SH.

Kasat Lantas AKP Agung Setyo Nugroho ditemui di lokasi menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut hingga tuntas. “Saat ini tim laka terpadu turun untuk melakukan evaluasi penyebab terjadinya kecelakaan. Tapi bagaimana sebab terjadi kecelakaan belum bisa disimpulkan,” kata Agung.

Di depan karyawan PT Golden Blossum Sumatera (GBS) dan tim laka terpadu, AKBP Julihan Muntaha SIk sempat mempertanyakan, apakah jalan tersebut memang boleh dilewati warga umum. Sebab, menurut dia, kondisi jalan tanah tersebut rawan menyebabkan terjadinya kecelakaan karena licin. Dijawab spontan oleh staf GBS bahwa jalan tersebut boleh dilewati warga umum dan selama ini sering dilalui warga.

Sementara itu, evakuasi terhadap mobil Innova warna silver nomor polisi BG-1913-DC dilakukan sekitar empat jam setelah ketahuan korban tewas. Evakuasi dilakukan Sabtu (25/8) pukul 14.00, pascakejadian pukul 11.00 hari yang sama. Evakuasi mobil dilakukan oleh pihak PT GBS menggunakan alat berat eksavator.

“Evakuasi menggunakan alat ekskavator, mobil berhasil diangkat sekitar pukul 14.00,” kata Refli, karyawan PT GBS yang pertama turun.

Saat itu, kata dia, jasad korban kecelakaan yang dievakuasi pertama sebanyak empat orang, yakni Iga Riana (17), M Hafiz Abdurahman (14), Winda (9) dan Windi (9). Kemudian, baru Feri Suhendi yang dievakuasi. Dia terbenam dalam lumpur, mengikuti mobil Innova yang terbenam lumpur dan dalam kondisi terbalik.

Menurut Refli, dia mengetahui kejadian itu dari Rita, pegawai PT GBS lainnya. “Waktu itu ada ibu yang selamat (Janariah, istri dari Feri Suhendi, red). Dia lagi duduk di atas kayu. Sempat saya tanya kenapa bu apa ngebut, apa ngantuk? tapi dia jawab, tidak,” kata Refli menirukan jawaban dari Janariah.

Kondisi Janariah, kata Refli, mengalami luka pada bagian kaki, mungkin karena menjebol kaca mobil. Janariah duduk di bagian depan samping Feri. Sedangkan, empat orang lainnya berada di kursi tengah.

Terkait kecelakaan ini, pihak Jasa Raharja langsung ikut tim terpadu. Sumardin, dari Jasa Raharja Muara Enim mengatakan, pihaknya ingin memastikan kasus kecelakaan yang menimpa Feri dan keluarganya yang nyemplung ke sungai kanal sedalam 4-5 meter tersebut (bukan 8 meter, red). “Kami ingin tahu bagaimana penyebab terjadi kecelakaan, untuk menentukan bagaimana soal pembayaran asuransi,” ujarnya.

Korban Feri Suwendi (37) merupakan warga Desa Babat, Kecamatan Penukal, Muara Enim, yang merupakan staf PNS di Kecamatan Penukal. Dia mengajak dua anak kandungnya dan dua anak angkatnya untuk rekreasi di sekitar perkebunan kelapa sawit, sambil menanti jadwal urut anak-anaknya. Namun, nahas terjadi ketika melintas di jalan licin dan berlumpur di areal jalan tepi sungai kanal.

Terkait kasus meninggalnya lima korban dalam Innova yang terperosok ke sungai berlumpur, Kepala Desa Karang Agung, Kecamatan Abab, Suparman, dikabarkan sempat melayat ke rumah duka. Suparman yang didiagnosa terkena penyakit jantung itu, sempat melihat lima mayat yang berjejer. Suparman tiba-tiba shock dan tak sadarkan diri.

Warga yang melihat Kades shock langsung heboh. Kades langsung dibawa ke Puskesmas Desa Babat, Penukal. Sempat dicek kesehatannya, namun Suparman tak tertolong lagi, dia pun meninggal dunia. (bis/ce1)

Sumatera Ekspres, Senin, 27 Agustus 2012