Olah TKP: Polisi bersama tim terpadu tengah melakukan olah TKP di lokasi terjunnya Innova ke sungai kanal berlumpur di area perkebunan PT GBS, Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Muara Enim, kemarin (26/8)
MUARA ENIM - Lima korban tewas tenggelam dalam mobil Innova yang terjun ke sungai kanal berlumpur di Muara Enim kemarin dikebumikan. Tim laka terpadu diturunkan khusus menyelidiki peristiwa nahas yang terjadi di sungai kanal perkebunan kelapa sawit milik PT Golden Blossum Sumatera (GBS), Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Muara Enim itu.
Tim terpadu kemarin siang langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Lokasinya tak jauh dari dermaga batu bara di Desa Prambatan. Tim laka terpadu yang diturunkan berasal dari polisi, Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga. Tim langsung melakukan olah TKP, juga membuat sketsa lokasi kecelakaan.
Tampak hadir, Kasubid bin Gakkum Dirlantas Polda Sumsel AKBP Julihan Muntaha SIk, beserta dua anggota, Brigadir Endang dan Briptu Fran Junaidi. Dari Satlantas Polres Muara Enim hadir Kasat Lantas AKP Agung Setyo Nugroho dan Kanit Laka Iptu Indrowono. Ada juga dua anggota DPRD Muara Enim, Devi Hariyanto SH dan Awam SH.
Kasat Lantas AKP Agung Setyo Nugroho ditemui di lokasi menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut hingga tuntas. “Saat ini tim laka terpadu turun untuk melakukan evaluasi penyebab terjadinya kecelakaan. Tapi bagaimana sebab terjadi kecelakaan belum bisa disimpulkan,” kata Agung.
Di depan karyawan PT Golden Blossum Sumatera (GBS) dan tim laka terpadu, AKBP Julihan Muntaha SIk sempat mempertanyakan, apakah jalan tersebut memang boleh dilewati warga umum. Sebab, menurut dia, kondisi jalan tanah tersebut rawan menyebabkan terjadinya kecelakaan karena licin. Dijawab spontan oleh staf GBS bahwa jalan tersebut boleh dilewati warga umum dan selama ini sering dilalui warga.
Sementara itu, evakuasi terhadap mobil Innova warna silver nomor polisi BG-1913-DC dilakukan sekitar empat jam setelah ketahuan korban tewas. Evakuasi dilakukan Sabtu (25/8) pukul 14.00, pascakejadian pukul 11.00 hari yang sama. Evakuasi mobil dilakukan oleh pihak PT GBS menggunakan alat berat eksavator.
“Evakuasi menggunakan alat ekskavator, mobil berhasil diangkat sekitar pukul 14.00,” kata Refli, karyawan PT GBS yang pertama turun.
Saat itu, kata dia, jasad korban kecelakaan yang dievakuasi pertama sebanyak empat orang, yakni Iga Riana (17), M Hafiz Abdurahman (14), Winda (9) dan Windi (9). Kemudian, baru Feri Suhendi yang dievakuasi. Dia terbenam dalam lumpur, mengikuti mobil Innova yang terbenam lumpur dan dalam kondisi terbalik.
Menurut Refli, dia mengetahui kejadian itu dari Rita, pegawai PT GBS lainnya. “Waktu itu ada ibu yang selamat (Janariah, istri dari Feri Suhendi, red). Dia lagi duduk di atas kayu. Sempat saya tanya kenapa bu apa ngebut, apa ngantuk? tapi dia jawab, tidak,” kata Refli menirukan jawaban dari Janariah.
Kondisi Janariah, kata Refli, mengalami luka pada bagian kaki, mungkin karena menjebol kaca mobil. Janariah duduk di bagian depan samping Feri. Sedangkan, empat orang lainnya berada di kursi tengah.
Terkait kecelakaan ini, pihak Jasa Raharja langsung ikut tim terpadu. Sumardin, dari Jasa Raharja Muara Enim mengatakan, pihaknya ingin memastikan kasus kecelakaan yang menimpa Feri dan keluarganya yang nyemplung ke sungai kanal sedalam 4-5 meter tersebut (bukan 8 meter, red). “Kami ingin tahu bagaimana penyebab terjadi kecelakaan, untuk menentukan bagaimana soal pembayaran asuransi,” ujarnya.
Korban Feri Suwendi (37) merupakan warga Desa Babat, Kecamatan Penukal, Muara Enim, yang merupakan staf PNS di Kecamatan Penukal. Dia mengajak dua anak kandungnya dan dua anak angkatnya untuk rekreasi di sekitar perkebunan kelapa sawit, sambil menanti jadwal urut anak-anaknya. Namun, nahas terjadi ketika melintas di jalan licin dan berlumpur di areal jalan tepi sungai kanal.
Terkait kasus meninggalnya lima korban dalam Innova yang terperosok ke sungai berlumpur, Kepala Desa Karang Agung, Kecamatan Abab, Suparman, dikabarkan sempat melayat ke rumah duka. Suparman yang didiagnosa terkena penyakit jantung itu, sempat melihat lima mayat yang berjejer. Suparman tiba-tiba shock dan tak sadarkan diri.
Warga yang melihat Kades shock langsung heboh. Kades langsung dibawa ke Puskesmas Desa Babat, Penukal. Sempat dicek kesehatannya, namun Suparman tak tertolong lagi, dia pun meninggal dunia. (bis/ce1)
Sumatera Ekspres, Senin, 27 Agustus 2012
0 komentar:
Posting Komentar