Rusak Fasilitas Negara : Kerusuhan terjadi di Kota Kalianda, Lampung Selatan, kemarin (2/7). Massa yang terdiri dari sejumlah elemen masyarakat merusak kantor pemerintahan. Tidak hanya itu, massa juga menutup Jalan Linta Sumatera (Jalusum) yang menjadi lalu lintas dari Pelabuhan Bakauheni menuju Sumatera
Massa Merusak Perkantoran dan Fasum
KALIANDA - Aksi unjuk rasa Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) dan Forum Persatuan Masyarakat Lamsel (Forlas) di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Lampung, kemarin (2/7) kembali diwarnai kerusuhan. Massa yang tergabung dalam LMND dan Forlas merusak sejumlah perkantoran serta fasilitas umum (fasum). Bahkan, kaca tempat mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Syariah Mandiri dan perguruan tinggi DCC yang berada di Jalan Raden Intan, Kalianda, ikut dilempari massa. Sehingga kaca di dua tempat itu pecah.
Bukan itu saja, sejumlah lampu jalan juga dirusak dengan cara dilempar dan diketapel pengunjuk rasa. Bahkan, tenda tempat pelaksanaan tablik akbar yang berada di lapangan Korpri Pemkab Lamsel Selatan ikut dibakar massa. Beruntung peserta yang mengikuti acara tersebut telah membubarkan diri.
Aksi unjuk rasa dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu massa mendatangi kantor Pemkab Lamsel. Mereka mendesak Bupati Lamsel, H Rycko Menoza SZP meminta maaf kepada masyarakat dan tokoh adat, karena sebelumnya mereka merasa dilecehkan Bupati. Selain itu, massa juga meminta bupati memperhatikan marga adat yang ada di Lamsel dan diikutsertakan dalam pembangunan di kabupaten itu.
Sebelum aksi unjuk rasa dan anarkis itu pecah, Bupati sebelumnya menemui massa di Lapangan Radein Intan Kalianda. Di hadapan massa bersama tokoh lima marga, Rycko mengajak masyarakat untuk saling bahu membahu membangun Lamsel ke depan. Sekaligus atas nama pemerintah daerah dan pribadi meminta maaf.
Sayangnya, belum selesai memberikan sambutan, sekitar 10 menit di atas panggung, sejumlah massa melempari dengan air mineral ke arah panggung. Padahal saat itu, Bupati bersama tokoh lima marga sedang berada di atas panggung memberikan penjelasan. Sontak suasana menjadi ricuh. Meski sempat diredam sejumlah tokoh marga, namun massa yang telah terprovokasi tidak menggubris imbauan tokoh kelima marga tersebut.
“Tenang saudara-saudara, jangan bertindak anarkis. Pak Bupati secara kesatria telah meminta maaf kepada masyarakat. Jadi tolong jangan terprovokasi yang akan membuat nama lembaga adat jadi tidak baik,” teriak salah satu tokoh lima marga di hadapan ratusan massa.
Namun, massa tetap tidak dapat dikendalikan. Bahkan berusaha merangsek ke depan menuju ke arah Bupati. Karena tidak dapat dikendalikan, Bupati dikawal ketat aparat kepolisian, TNI dan Sat Pol PP meninggalkan Lapangan Raden Intan bersama sekitar 15 tokoh yang mewakili lima marga menuju kantor pemkab untuk berdialog. Masing-masing marga Legun, Dantaran, Ratu, Rajabasa dan Katibung.
Pertemuan digelar mulai pukul 11.15 WIB hingga pukul 12.15 WIB. Selain Bupati, pertemuan itu juga dihadiri Dandim 0421, Kapolres Lamsel AKBP Harri Muharam.
Dalam pertemuan itu menghasilkan kesepakatan antara lima marga adat dengan pemkab. Di antaranya pangeran Sai Batin dari lima marga sepakat untuk saling bahu membahu membangun Lamsel ke depan. Dengan catatan, pemerintah selalu mengajak dan melibatkan marga adat dalam pembangunan di kabupaten tersebut.
“Kami memberikan apreasiasi kepada Bupati yang secara kesatria telah meminta maaf kepada masyarakat dan kami sebagai manusia biasa juga meminta maaf. Untuk itu, kedepan, kami sepakat mendukung pembangunan untuk memajukan kota Kalianda menjadi kota modern,” ungkap Zainal Abidin, pangeran dari Marga Dantaran.
Dalam dialog itu, Bupati meluruskan jika isu yang yang melecehkan lembaga adat itu tidak benar. Pemkab Lamsel berkomitmen dalam pengembangan adat dan budaya masyarakat Lamsel. Ia juga mengatakan, pemkab selalu konsisten untuk melestarikan adat dan budaya daerah serta mengakui keberadaannya sebagai salah satu pilar utama dalam mensukseskan pembangunan.
Sementara berdasarkan pantauan Radar Lampung (Sumeks Group), sejumlah perkantoran yang dirusak massa yaitu kantor Badan Penanaman Modal Pelayan Perizinan Terpadu (BPMMPT) di Jalan Raden Inten. Akibatnya, kaca pada satuan kerja (satker) itu pecah. Bahkan, massa juga sempat membakar kursi dan kertas-kertas yang ada di kantor itu, sekitar pukul 14.00 WIB. Beruntung aparat gabungan dari Polri, TNI, Satuan Marinir, dan Pol PP sigap menghalau massa dan memadamkan api. Tapi, massa kembali berulah dengan melempari kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).
Tidak sampai dis itu, massa kembali merusak lokasi wisata di pemandian air panas Way Belerang. Di lokasi wisata itu, massa merusak gerbang dan beberapa fasilitas. Selain itu, massa juga melempari kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), Dispenda, Badan Ketahanan Pangan, GOW, PU dan kantor Pelayanan Pajak Kalianda. Di kantor pajak, selain merusak kaca dan merusak sejumlah fasilitas kantor, massa juga menjarah 3 buah laptop dan 1 monitor komputer.
Pos Polisi Lantas Kota Kalianda ikut pecah karena dilempari pengunjuk rasa. Termasuk juga kantor Pengadilan Agama. Bahkan massa sempat mengacak-ngacak kantor PA. Selain merusak dan melempari kaca, massa juga ada yang menjarah disana. Sehingga, 3 unit komputer di kantor itu hilang. Berikut 1 unit laptop.
Aksi unjuk rasa juga mengakibatkan jalur jalan lintas Sumatera (Jalinsum) di tutup sementara dari pukul 13.30 hingga 15.00 WIB.
Kendaraan dari arah Bandar Lampung dialihkan dari depan kantor Dinas Perhubungan melalui jalan lintas timur. Sementara yang dari Bakauheni juga dialihkan ke lintas timur mulai dari Gayam, Ketapang. Karena massa yang berunjuk rasa juga menebangi pohon dan membakar ban bekas di pinggir jalan.
Sementara, aparat kepolisian, TNI, Marinir dan Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) tidak dapat berbuat banyak ketika massa melakukan aksi anarkis dan perusakan. Karena massa berpencar dengan menggunakan roda dua saat melakukan perusakan itu dan petugas terfokus menjaga keamanan di sekretariat Pemkab dan DPRD.
Terpisah Plt Sekretaris Daerah (Sekdakab) Lamsel Drs Ishak MM mengatakan, pihaknya masih menginventarisasi kerugian serta kerusakan yang terjadi akibat aksi unjuk rasa tersebut. Ia juga menegaskan, pemkab akan melaporkan aksi perusakan itu kepada aparat kepolisian. (dur/jpnn/ce2)
Sumatera Ekspres, Selasa, 3 Juli 2012
0 komentar:
Posting Komentar