Kamis, 30 Agustus 2012

Uji Coba Awal September

4 Jalur Ditata Ulang



PALEMBANG -- Pemerintah kota ini kembali mengotak-atik jalur lalu lintas di Metropolis guna mmengurai kemacetan yang kerap terjadi. Dalam waktu dekat, segera ditata ulang empat jalur.

"Awal September kita uji coba penataan empat jalur," kata Kepala Bidang LLAJ dan Rel KA Dinas Perhubungan Kota Palembang, Agus Supriyanto saat rapat forum lalu lintas Palembang dengan Pemkot serta instansi terkait di ruang rapat II Kantor Wali Kota Palembang, kemarin.

Dimana saja jalur yang ditata? Di antaranya, perubahan menjadi sistem satu arah (SSA) pada kawasan Sekip Ujung, pemasangan median jalan pada Jl Demang Lebar Daun tepatnya di depan Jl Lunjuk Jaya, Simpang Abi Hasan serta simpang Sapta Marga. Selanjutnya penambahan median jalan di samping Padang Selasa sekitar 10 meter serta usulan pembuatan celukan (perputaran) di Jl R Soekamto depan PTC Mall.

Menurut Agus, rencana penataan tersebut merupakan permintaan dari masyarakat dan instansi. "Kita pada dasarnya merespon setiap usulan dari masyarakat sebab masyarakat yang lebih banyak mengetahui perkembangan di lapangan," jelasnya kepada wartawan.

Dikatakan, dalam jangka waktu ujicoba antara satu hingga dua minggu. "Pada intinya, kita melakukan ujicoba untuk mencari solusi terbaik guna mengatasi kemacetan. Apabila ujicoba itu responnya baik, bisa jadi akan kita terapkan secara permanen," ungkapnya.

Kemudian, tambah Agus, pihaknya telah membuat marka khusus untuk antrean sepeda motor pada dua titik. Yakni, simpang Kampus dan simpang RS RK Charitas Palembang. "Mulai kita terapkan dua minggu lalu. Kita mencontoh Bandung dari studi banding. Kita harap pengguna motor dapat terbiasa dan menyesesuaikan dengan ujicoba itu," jelasnyaa.

Tujuannya, terang Agus, untuk membuat tertib kemdaraan bermotor dan bagian dari penataan lalu lintas kota. "Apabila ujicoba marka direspon positif maka ke depan kita akan buatkan marka serupa pada semua simpang-simpang utama yang ada di Palembang," jelasnya.

Mengenai rencana pemasangan median jalan di Jl Demang Lebar Daun tepatnya di depan Jl Lunjuk Jaya, Kepala Bidang Pengawasan Pengendalian dan Operasional Dishub Palembang Pathi Riduan menjelaskan hal tersebut seharusnya dilakukan dari Jl Angkatan 45 hingga Jl Parameswara. "Tetapi dikarenakan keterbatasan dana ppada waktu itu, maka median hanya dibuat sampai depan RM Sri Melayu," ujarnya.

Harun perwakilan SNVT Metropolitan menambahkan, beberapa rencana yang disampaikan Dishub Palembang hendaknya juga diperhatikan pendistrian bagi pejalan kaki. Hal senada pun disampaikan Arimbi dari GIZ. "Kedepan, perlu juga diperhatikan jalur untuk pengguna sepeda agar pengendara sepeda aman ketika berkendaraan sepeda di jalan utama atau protokol."

Sementara itu, Asisten II Setda Kota Palembang Ir Taufik Sya'roni menegaskan, Pemkot mendukung rencana yang disampaikan forum lalu lintas. "Pada intinya kita sepakat untuk ujicoba dahulu. Sebab hal itu untuk mencari solusi yang terbaik mengatasi kemacetan yang terjadi," ungkapnya ketika memimpin rapat.

Terkait dengan pembuatan marka khusus antrean sepeda motor, kata Taufik, harus disosialisasikan kepada masyarakat. Sbab, masih banyak pengguna sepeda motor yang belum mengetahui fungsi dari marka tersebut. (cj7/ce3)

Penataan Lalu Lintas Kota Palembang



-- Penambahan median jalan di simpang Padang Selasa 10 meter

-- Perubahan menjadi sistem satu arah (SSA) Kawasan Sekip Ujung

-- Rencana perbaikan selokan dan pembuatan celukan (perputaran) di Jl R Soekamto depan PTC Mall

-- Pembuatan marka khusus untuk antrean sepeda motor pada simpang Kampus dan simpang RS RK Charitas Palembang

-- Pemasangan median jalan di Jl Demang Lebar Daun tepatnya depan Jl Lunjuk Jaya, simpang Abi Hasan, simpang Sapta Marga

Sumatera Ekspres, Kamis, 30 Agustus 2012

Senin, 27 Agustus 2012

Tahun Depan Undang Kota Besar

Tahun Depan Undang Kota Besar
Lomba Bidar: Sejumlah peserta lomba bidar sekuat tenaga mengayuh perahunya, bersaing ketat untuk menjadi nomor satu pada kegiatan HUT Kemerdekaan RI ke-67 yang digelar Pemkot Palembang di Sungai Musi, kemarin

PALEMBANG - Lomba bidar dan perahu motor hias di Sungai Musi, menyemarakkan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-67, kemarin, berlangsung meriah. Bahkan, tiga kabupaten seperti OKUT, Muba, dan OKI ambil bagian.

Pantauan Sumatera Ekspres, pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) dipadati warga yang antusias menyaksikan jalannya perlombaan tahunan tersebut. Peserta berjumlah 18, wakil dari berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kota Palembang, BUMD, swasta, dan kecamatan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang Thabrani mengatakan, kegiatan dalam rangka 17 Agustus itu baru sekarang diadakan karena bertepatan dengan bulan Ramadhan. “Makanya tidak bisa dilaksanakan tepat waktu.”

Thabrani, sekaligus ketua panitia perlombaan perahu motor hias dan lomba bidar menuturkan, lomba perahu hias dan bidar adalah budaya tradisional Kota Palembang yang mesti diberdayakan menjadi kebudayaan asli masyarakat Palembang. “Sehingga budaya asli Kota Palembang bisa dipertahankan dan terus lebih baik ke depannya.”

Sementara itu, Wakil Wali Kota Palembang Romi Herton mengatakan perahu motor hias dan bidar merupakan budaya Pelembang. "Tahun berikutnya, kita berharap perlombaan perahu hias bukan hanya dari kabupaten/kota yang ada di Palembang saja yang ikut berpartisipasi. Ke depan kota besar seperti Bali, Jambi dan Medan kita undang juga. Hadiah kita anggarkan melalui APBD," ungkapnya.

Sebagai juara lomba perahu motor hias, untuk kategori kecamatan yakni kecamatan Kalidoni dan Ilir Timur II dengan total nilai 1923. Juara kedua RT 5 dari Kelurahan 35 Ilir (1910), juara ketiga RT 32 dari Kelurahan 35 Ilir.

Kemudian, juara harapan diraih Kecamatan Bukit Kecil (1376). Pemenang untuk kategori, SKPD, BUMD dan perusahaan swasta, diraih oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Palembang (2.045), juara kedua OKUT (2.037), juara ketiga PT Pusri (1.940) dan juara harapan diraih kabupaten Muba (1.395).

Sedangkan lomba bidar, pemenang pertama diraih PT Pelindo dengan waktu tempuh 5 menit, juara kedua PT Pusri dengan waktu tempuh 6 menit, juara ketiga Indofood dengan waktu tempuh 7 menit, dan juara harapan PT KKP dengan waktu tempuh 7 menit 12 detik. (cj7/ce2)

Sumatera Ekspres, Senin, 27 Agustus 2012

Dapat Ikan Pari 100 Kg

Dapat Ikan Pari 100 Kg

Jadi Tontonan: Ikan pari seberat 100 kg yang didapat Ali di sungai, menjadi tontonan warga setempat. Ikan yang memiliki lebar 1,5 meter dan panjang 2 meter ini rencananya akan dijual dengan harga Rp 15 hingga Rp 20 ribu per Kg.

MUSIRAWAS – Bagi nelayan dan pemancing, kemarau panjang membawa berkah. Salah seorang nelayan kemarin mendapatkan rezeki besar berupa ikan pari di sungai perbatasan Desa Tanjung Raya, Kecamatan Lakit, serta Desa Ngulak perbatasan Muba. Ikan pari yang berukuran raksasa ini menjadi tontonan warga sekitar, dengan diameter lebih dari 2 meter dan lebar sekitar 1,5 meter. “Saya biasa mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi kalau getah karet lagi sedikit dan harganya anjlok,” ujar Ali, nelayan tersebut.

Awalnya, ikan yang didapatkan hanya untuk lauk-pauk sehari-hari. Tetapi, pada musim kemarau ikan yang didapat dijualnya, dan hasilnya cukup untuk membeli beras. “Untuk ikan pari kecil saya jual Rp5 ribu per kg dan ikan gabus serta sepat Rp10 hingga Rp 15 ribu per kg,” ujarnya.

Minggu kemarin, seperti biasa dirinya membawa jala dan pancing di perahu. Saat dekat muara Sungai Musi dan Rawas, dirinya melemparkan jala. Begitu diangkat, alangkah terkejutnya Ali melihat ikan berukuran sangat besar nyangkut di jalanya. Dengan sekuat tenaga dan penuh kehati-hatian, akhirnya ikan bisa dibawa ke pinggir sungai. Ikan pari berukuran raksasa ini pun langsung menjadi tontotan masyarakat. Ikan pari ini bukan kali pertama didapat ayah lima putra ini. Tetapi untuk yang kesekian kalinya, hanya saja ukuran yang paling besar baru kali ini didapatnya. “Biasanya sore banyak wang yang minta bagi ikan Kak. Yang jelas paling dijual sekilo Rp15 sampai Rp 20 ribu,” kata Ali yang memprediksi ikan pari ini memiliki berat lebih dari 100 kg.

Sementara itu, Arifin, warga yang hobi menghabiskan waktu memancing di pinggiran Sungai Musi dan Rawas mengatakan, saat ini memang musim ikan pari mudik. “Kita mancing saja mendapatkan lebih dari 10 ekor ikan pari ukuran sedang. Yah sekitar 1/2 kg per ekornya,” kata Arifin. (iol/ce5)

Sumatera WEkspres, Senin, 27 Agustus 2012

Duka Keluarga Korban Kecelakaan Maut

Antar Anak Berobat, Dimakamkan Satu Liang





Janariah, satu-satunya korban selamat masih terlihat shock. Mulutnya terkunci, namun air matanya terus menetes saat menyaksikan suami dan dua anak tercinta dimakamkan.

RATUSAN warga, kerabat, rekan kerja, dan jiran tetangga silih berganti datang ke kediaman Janariah, di Desa Babat, Kecamatan Penukal, Muara Enim, kemarin. Kepala SDN Penukal itu adalah satu-satunya korban selamat dalam kecelakaan Innova yang nyemplung ke aliran kanal perkebunan kelapa sawit PT Golden Blossum Sumatera (GBS), Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Muara Enim, pukul 11.00, Sabtu (25/8) lalu.

Lima orang tewas dalam kejadian tersebut. Feri Suhendi SH MSI (37), suami Janariah. Kemudian, dua anggota keluarga Iga Riana (17), M Hafiz Abdurahman (14), dan dua bocah lainnya Winda (9) dan Windi (9).

Tak ada sepatah kata pun keluar dari bibir Janariah. Matanya sembab dan seakan tak henti menangis. Mengiringi pemakanan suami, anak, dan keluarga tercinta. Sebelumnya, lima jenazah tersebut disalatkan di halaman rumah. Setelah itu, jasad Feri yang PNS di Kantor Kecamatan Penukal, dilepas dengan upacara kehormatan.

Usai proses upacara tersebut, kelima jasad itu dibawa ke liang lahat untuk dimakamkan. Kelimanya dikubur dalam satu liang. Lokasi penguburan di belakang rumah almarhum Feri. Mayat diturunkan satu persatu ke dalam liang dengan diiringi isak tangis para keluarga dan pelayat.

Wakil Bupati Muara Enim, H Nurul Aman, hadir mengikuti prosesi pemakaman. Ia berpesan agar keluarga yang ditinggal bisa tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan tersebut.

Di pemerintahan, jabatan terakhir almarhum Feri sebagai kasi pemerintahan. Ia telah bertugas sebagai PNS sejak tahun 1989. Feri meninggalkan seorang istri Janariah dan anak bungsunya Triana.

Di mata rekannya, Feri dikenal sebagai sosok yang penuh dedikasi dalam pekerjaan dan religius alias rajin beribadah. Di kampungnya Desa Babat, Kecamatan Penukal, Feri juga dikenal aktif dan menjabat sebagai seksi peribatan di Masjid Al Muhlisin. “Almarhum juga guru ngaji dan P3N,” kata Kades Babat, Dito Herman yang juga kakek almarhum Feri.

Camat Penukal Darmawi menambahkan, almarhum seorang pekerja keras. “Saya merasa kehilangan karena dia sudah lama bekerja di Kantor Camat Penukal,” katanya lagi. Dari yang ia ketahui, kata Darmawi, almarhum Feri dan keluarganya sebelum kejadian itu hendak mengantarkan anak sulungnya, Iga berobat dengan Syamsul Bahri, orang tua dari korban Winda dan Windi. “Setahu saya, rencananya nak ngurutke anaknya, karena ada benjolan bagian belakang punggung,” ujarnya lagi.

Sedangkan anaknya Iga, setelah berobat rencananya akan mulai kuliah di akbid di Kota Palembang. “Malam sebelumnya, Iga sudah diurut sebanyak dua kali dari enam kali urut yang disarankan Syamsul Bahri. Namun, karena saat kejadian Syamsul Bahri tidak ada di rumah, dan lagi bekerja, Feri pergi mengajak anak kembar dari Syamsul Bahri jalan-jalan menuju dermaga batu bara,” bebernya.

Mereka pergi ke dermaga, sambil menunggu Syamsul Bahri, orang tua Winda dan Windi selesai bekerja. Namun, belum sampai ke dermaga, tidak diketahui pasti, mobil yang mereka tumpangi justru nyemplung di kanal sungai PT GBS di Desa Prambatan.

Lanjut Darmawan, kondisi jalan menuju dermaga yang dilalui berupa jalan tanah dan berdebu. Sisi kiri dan kanan terdapat kanal dengan kedalaman bervariasi, dan tidak berpagar. Namun, lokasi kejadian, kedalaman kanal sekitar 4-5 meter.

Penyebab kecelakaan sendiri tidak bisa diketahui secara pasti. Lantaran, istri korban Janariah belum mau bercerita. Kondisinya masih berduka. “Pihak keluarga masih berduka. Saya sendiri belum sempat bertanya karena dia masih sering menangis,” kata Hopandi Said, mantan anggota DPRD Sumsel yang kini menjabat dirut Perusda dan masih tercatat sebagai keluarga dari Feri.

Menurut Hopandi, semestinya, Minggu (26/8), Feri menghadiri undangan keluarga yang menikah di Desa Betung. Sekalian menjemput anak bungsunya Triana. “Anak cucu saya ada pesta di daerah Betung,” kata Hopandi. Triana sendiri tidak ikut dalam mobil itu, karena ikut berlebaran di tempat neneknya daerah Betung. (*/ce1)

BERRY SUNISU – Muara Enim
Sumatera Ekspres, Senin, 27 Agustus 2012

Innova Terperosok ke Lumpur 5 Meter


Olah TKP: Polisi bersama tim terpadu tengah melakukan olah TKP di lokasi terjunnya Innova ke sungai kanal berlumpur di area perkebunan PT GBS, Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Muara Enim, kemarin (26/8)

MUARA ENIM - Lima korban tewas tenggelam dalam mobil Innova yang terjun ke sungai kanal berlumpur di Muara Enim kemarin dikebumikan. Tim laka terpadu diturunkan khusus menyelidiki peristiwa nahas yang terjadi di sungai kanal perkebunan kelapa sawit milik PT Golden Blossum Sumatera (GBS), Desa Prambatan, Kecamatan Abab, Muara Enim itu.

Tim terpadu kemarin siang langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Lokasinya tak jauh dari dermaga batu bara di Desa Prambatan. Tim laka terpadu yang diturunkan berasal dari polisi, Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga. Tim langsung melakukan olah TKP, juga membuat sketsa lokasi kecelakaan.

Tampak hadir, Kasubid bin Gakkum Dirlantas Polda Sumsel AKBP Julihan Muntaha SIk, beserta dua anggota, Brigadir Endang dan Briptu Fran Junaidi. Dari Satlantas Polres Muara Enim hadir Kasat Lantas AKP Agung Setyo Nugroho dan Kanit Laka Iptu Indrowono. Ada juga dua anggota DPRD Muara Enim, Devi Hariyanto SH dan Awam SH.

Kasat Lantas AKP Agung Setyo Nugroho ditemui di lokasi menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut hingga tuntas. “Saat ini tim laka terpadu turun untuk melakukan evaluasi penyebab terjadinya kecelakaan. Tapi bagaimana sebab terjadi kecelakaan belum bisa disimpulkan,” kata Agung.

Di depan karyawan PT Golden Blossum Sumatera (GBS) dan tim laka terpadu, AKBP Julihan Muntaha SIk sempat mempertanyakan, apakah jalan tersebut memang boleh dilewati warga umum. Sebab, menurut dia, kondisi jalan tanah tersebut rawan menyebabkan terjadinya kecelakaan karena licin. Dijawab spontan oleh staf GBS bahwa jalan tersebut boleh dilewati warga umum dan selama ini sering dilalui warga.

Sementara itu, evakuasi terhadap mobil Innova warna silver nomor polisi BG-1913-DC dilakukan sekitar empat jam setelah ketahuan korban tewas. Evakuasi dilakukan Sabtu (25/8) pukul 14.00, pascakejadian pukul 11.00 hari yang sama. Evakuasi mobil dilakukan oleh pihak PT GBS menggunakan alat berat eksavator.

“Evakuasi menggunakan alat ekskavator, mobil berhasil diangkat sekitar pukul 14.00,” kata Refli, karyawan PT GBS yang pertama turun.

Saat itu, kata dia, jasad korban kecelakaan yang dievakuasi pertama sebanyak empat orang, yakni Iga Riana (17), M Hafiz Abdurahman (14), Winda (9) dan Windi (9). Kemudian, baru Feri Suhendi yang dievakuasi. Dia terbenam dalam lumpur, mengikuti mobil Innova yang terbenam lumpur dan dalam kondisi terbalik.

Menurut Refli, dia mengetahui kejadian itu dari Rita, pegawai PT GBS lainnya. “Waktu itu ada ibu yang selamat (Janariah, istri dari Feri Suhendi, red). Dia lagi duduk di atas kayu. Sempat saya tanya kenapa bu apa ngebut, apa ngantuk? tapi dia jawab, tidak,” kata Refli menirukan jawaban dari Janariah.

Kondisi Janariah, kata Refli, mengalami luka pada bagian kaki, mungkin karena menjebol kaca mobil. Janariah duduk di bagian depan samping Feri. Sedangkan, empat orang lainnya berada di kursi tengah.

Terkait kecelakaan ini, pihak Jasa Raharja langsung ikut tim terpadu. Sumardin, dari Jasa Raharja Muara Enim mengatakan, pihaknya ingin memastikan kasus kecelakaan yang menimpa Feri dan keluarganya yang nyemplung ke sungai kanal sedalam 4-5 meter tersebut (bukan 8 meter, red). “Kami ingin tahu bagaimana penyebab terjadi kecelakaan, untuk menentukan bagaimana soal pembayaran asuransi,” ujarnya.

Korban Feri Suwendi (37) merupakan warga Desa Babat, Kecamatan Penukal, Muara Enim, yang merupakan staf PNS di Kecamatan Penukal. Dia mengajak dua anak kandungnya dan dua anak angkatnya untuk rekreasi di sekitar perkebunan kelapa sawit, sambil menanti jadwal urut anak-anaknya. Namun, nahas terjadi ketika melintas di jalan licin dan berlumpur di areal jalan tepi sungai kanal.

Terkait kasus meninggalnya lima korban dalam Innova yang terperosok ke sungai berlumpur, Kepala Desa Karang Agung, Kecamatan Abab, Suparman, dikabarkan sempat melayat ke rumah duka. Suparman yang didiagnosa terkena penyakit jantung itu, sempat melihat lima mayat yang berjejer. Suparman tiba-tiba shock dan tak sadarkan diri.

Warga yang melihat Kades shock langsung heboh. Kades langsung dibawa ke Puskesmas Desa Babat, Penukal. Sempat dicek kesehatannya, namun Suparman tak tertolong lagi, dia pun meninggal dunia. (bis/ce1)

Sumatera Ekspres, Senin, 27 Agustus 2012

Minggu, 26 Agustus 2012

Walikota Palembang Minta Maaf


Eddy Santana menyanyikan lagu Bunga Mawar

PALEMBANG - Sebuah lagu berjudul Bunga Mawar dipersembahkan Walikota Palembang H Eddy Santana Putra untuk menghibur karyawan SP2J dalam acara halal bihalal yang berlangsung di Terminal Alang-Alang Lebar Palembang, Minggu (26/8/2012).

Eddy dengan suara emasnya beraksi di atas panggung ditemani sejumlah karyawan SP2J yang berjoget ria.

Lagu yang dilantunkan Eddy sekaligus menutup acara halal bihalal sebagai salah satu tradisi pasca Idul Fitri.

Seluruh undangan yang hadir langsung bersalam-salaman, selanjutnya makan siang bersama.

Eddy mengatakan, halal bihalal merupakan tradisi yang baik dan harus tetap dilestarikan. Sebab melalui acara seperti ini bisa diperoleh hubungan emosional dan komunikasi yang baik.

"Saya atas nama pribadi dan walikota Palembang mohon maaf. Mudah-mudahan ke depan kita semakin baik lagi," ujarnya.

Penulis : Eko Adiasaputro
Editor : Sudarwan
Sriwijaya Post - Minggu, 26 Agustus 2012

Walikota: Apa pun yang Dipegang Bisa Jadi Uang


Eddy Santana Putra

PALEMBANG - Walikota Palembang H Eddy Santana Putra ingin Palembang lebih maju ke depan. Salah satunya dengan mencerdaskan sumber daya manusia melalui pendidikan dan wirausaha.

"Kita tidak punya sumber daya alam. Makanya harus mengembangkan aspek SDM. Dengan SDM yang andal, apa pun yang dipegang bisa jadi uang," ujar Eddy saat menghadiri halal bihalal dengan karyawan SP2J di Terminal Alang-Alang Lebar, Minggu (26/8).

Objek Wisata Lematang Indah Masih Ramai

Wisatawan masih memadati kawasan objek wisata Lematang Indah, Jumat (24/8/2012).

* * * * * * * * * * * * * * * * *



PAGARALAM - Hingga H+5 Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah, sejumlah objek wisata di Kota Pagaralam masih cukup ramai pengunjung.

Kondisi ini terlihat di kawasan objek wisata Lematang Indah. Masih terdapat puluhan wisatawan berkunjung ke objek wisata yang berada di jalur lintas ini.

Para pengunjung yang datang rata-rata merupakan para pemudik yang hendak pulang ke daerah masing-masing. Mereka berwisata sembari pulang.

Namun masih ada sejumlah wisatawan yang sengaja datang dari beberapa daerah seperti Bengkulu, Empatlawang, dan Lahat. Mereka sengaja datang di akhir liburan agar tidak terlalu ramai.

Pantauan Sripoku.com, Jumat (24/8/2012), terlihat banyak kendaraan roda empat dan roda dua yang parkir di kawasan tersebut.

Bahkan para pengunjung juga masih terus berdatangan. Namun banyak kendaraan yang parkir di tepi jalan membuat arus lalulintas di kawasan itu sedikit mengalami kemacetan.

"Kami sekeluarga sengaja datang dari Bengkulu pak sambil menghabiskan masa libur sekolah. Karena jika dari kemaren ke sini pasti pengunjungnya masih sangat ramai," ujar Dodi (28), salah satu pengunjung kepada Sripoku.com.

Penulis : Wawan Septiawan
Editor : Sudarwan
Sriwijaya Post - Jumat, 24 Agustus 2012

Harga Cabai di OKU Timur Turun


Salah seorang pedagang menunggu pembeli

MARTAPURA – Harga cabai di Kabupaten OKU Timur sejak satu minggu terakhir kembali turun.

Harga cabai di Pasar Martapura turun menjadi Rp 36 ribu per kilogram untuk cabai rawit lokal dan Rp 16 ribu untuk cabai rawit asal Pulau Jawa.

Sebelumnya, harga cabai rawit lokal sempat mencapai Rp 60 ribu per kilogram dan cabai rawit Jawa Rp 20 ribu per kilogram.

Menurut sejumlah pedagang, penurunan harga cabai tersebut tidak ada kaitannya dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah seperti kebutuhan pokok lainnya yang mengalami penurunan dan kenaikan sesudah dan sebelum Idul Fitri.

Ruslan (29), pedagang cabai asal Kota Martapura, mengatakan, penurunan harga cabai disebabkan oleh stok yang banyak di sejumlah agen dan banyaknya pedagang cabai di sejumlah pasar tumpah yang tersebar di sejumlah wilayah di OKU Timur.

Kenaikan harga cabai, kata dia, tergantung banyaknya pembeli. Saat ini pembeli cabai di pasar Martapura relatif menurun kemungkinan disebabkan oleh banyaknya penjual cabai di pasar-pasar tumpah.

“Sekarang warga sudah tidak lagi mengutamakan pergi ke pasar utama kabupaten untuk berbelanja. Mereka melihat di pasar tumpah dan terkadang memilih untuk membeli di pasar tumpah karena jaraknya yang memang dekat dari pemukiman mereka,” katanya kepada Sripoku.com, Minggu (26/8/2012).

Penulis : Evan Hendra
Editor : Sudarwan
Sriwijaya Post - Minggu, 26 Agustus 2012

Pemkot Pagaralam Waspada Kebakaran Hutan

PAGARALAM - Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pagaralam mengimbau warga untuk waspada akan kebakaran hutan. Namun sepertinya imbauan tersebut tidak diindahkan warga.

Pasalnya saat musim kemarau seperti saat ini banyak warga memanfaatkannya untuk membuka lahan pertanian baru dengan cara membakar hutan. Kondisi ini sudah menjadi salah satu tradisi para petani di Kota Pagaralam.

Meskipun demikian pihak BPBD Kota Pagaralam memperingatkan warga untuk tidak melakukan hal tersebut. Pasalnya pihaknya khawatir kegiatan tersebut akan menimbulkan terjadi kebakaran hutan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pagaralam Herawadi, mengatakan, untuk seluruh lapisan masyarakat Kota Pagaralam agar dapat waspada dan cepat tanggap apabila terjadi kebakaran hutan.

"Musim kemarau kebakaran lahan perkebunan dan hutan sering terjadi. Bahkan hampir setiap tahun kebakaran hutan terus terjadi di Pagaralam," ujarnya kepada Sripoku.com, Minggu (26/8/2012).

Untuk mengatasi kebakaran hutan, pihak BPBD telah mengerahkan dua unit mobil PBK, berikut juga dengan puluhan petugas untuk melakukan penyemprotan rumput ilalang yang mulai mengering di kawasan Jalan Negara Liku Endikat Kelurahan Atung Bungsu, Kecamatan Dempo Selatan maupun di Liku Lematang.

"Penyemprotan yang kita lakukan tersebut karena di kawasan tersebut merupakan kawasan yang menjadi langganan kebakaran. Bahkan sebelumnya bagian bawah jembatan Liku Endikat sudah terbakar," jelasnya.

Penulis : Wawan Septiawan
Editor : Sudarwan
Sriwijaya Post - Minggu, 26 Agustus 2012

Jumat, 24 Agustus 2012

Ishak Mekki Akan Perjuangkan Tunjangan Terhadap Hafidz Al-Qur'an se-Sumsel

Banyak program terkait pembangunan agama yang dijalankan pemerintah kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, yang dipimpin H. Ishak Mekki, yang mungkin pertama kali dilakukan di Indonesia. Ke depan, Ishak Mekki mengharapkan program ini dirasakan masyarakat Sumatera Selatan.

“Saya ingin program tunjangan terhadap hafidz Al-Qur'an, tunjangan bagi pembantu pegawai pencatatan nikah (P3N), para ustad dan ustadzah bukan hanya dirasakan masyarakat OKI juga bagi masyarakat Ogan Ilir, Lahat, Palembang, Muaraenim, dan daerah lainnya di Sumsel,” kata Ishak Mekki saat menghadiri acara halal bil halal dengan masyarakat Meranjat, Beti, dan sekitarnya, di Desa Meranjat, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (23/08/2012).

“Oleh karena itu, saya akan berjuang menjadi pemimpin Sumatera Selatan, agar semua masyarakat Sumatera Selatan merasakan kemajuan yang lebih, termasuk seperti yang dirasakan masyarakat Kabupaten OKI, seperti di bidang pendidikan agama maupun umum,” lanjutnya.

Dijelaskan Ishak, Tuhan akan memberikan kenikmatan bagi mereka yang berjuang atau bekerja keras. “Saya yakin kemenangan akan diberikan Allah kepada mereka yang bekerja keras. Marilah kita bekerja keras untuk kebaikan masyarakat Sumsel,” katanya.

Sebagai informasi, guna pemulian Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memberikan tunjangan sebesar Rp400 ribu per bulan kepada setiap penghapal atau hafidz Al-Qur'an 30 juz. Saat ini sudah ada puluhan hafidz Al-Qur'an 30 juz yang mendapatkan tunjangan tersebut.

Ishak yang mengaku belum hafidz Al-Qur'an 30 juz, ternyata seorang anak dari seorang hafidz yakni H. Ahmad Mekki. Dia merupakan tokoh agama yang cukup terkenal di Kayuagung. Selain orangtuanya, mertuanya juga seorang ulama terkenal di Kayuagung yakni H. Muchtar Abdullah.

“Sosok mereka juga yang mendorong saya untuk menghormati para hafidz dan guru agama,” kata Ishak, yang juga membuka pondok pesantren Bait Qur'an, yang mana santrinya merupakan penghapal Al-Qur'an dari berbagai desa di OKI, yang biaya pendidikannya digratiskan.

Selain itu, guna menjaga kinerja para guru agama, seperti ustad dan ustadzah, serta pembantu pegawai pencatatan nikah (P3N), pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) juga memberikan tunjangan setiap bulannya. Misalnya 3.500 ustad dan ustadzah, setiap bulannya diberikan tunjangan sebesar Rp75 ribu, sebanyak 340 petugas P3N menerima tunjangan sebesar Rp250 ribu setiap bulan.

Sementara 40 pondok pesantren di Kabupaten OKI, setiap tahunnya menerima bantuan operasional Rp40 juta. Terhadap kepeduliannya ini, tak heran Forum Pondok Pesantren (Forpes) Sumsel memberikan Pesantren Award kepada Ishak Mekki.

Di masa lalu, Kabupaten OKI merupakan daerah yang banyak melahirkan qori dan qoriah terbaik di Sumatera Selatan. Sebagian pernah meraih juara nasional. Bahkan hafidz Al-Qur'an 30 juz, yakni Muhammad Zaki Al-Hafidz, meraih peringkat ke-12 dunia. Maka guna mengembalikan keadaan tersebut, setiap tahun pemerintah Kabupaten OKI memberikan bantuan pembinaan kepada para qori dan qoriah yang berprestasi sebesar Rp20 juta.

Bantuan pembinaan tersebut ternyata memberikan dampak yang signifikan. Pada 2010, Kabupaten OKI menempati urutan ke-5 di Sumsel pada ajang MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an), tahun 2011 naik ke urutan kedua, tahun 2012 duduk di urutan ketiga, dan tahun 2013 Kabupaten OKI berkeinginan menjadi tuan rumah MTQ tingkat Sumatera Selatan.

Sama seperti pemerintahan daerah lainnya, puluhan tokoh masyarakat atau mereka yang berprestasi di OKI setiap tahun diumrohkan ke tanah suci secara bergiliran. Dan kini Kabupaten OKI tengah merencanakan pembangunan Masjid Raya dan Islamic Center, yang mana lahan sudah tersedia di Kayuagung. (Wijaya/Berita Musi)