Selasa, 07 Mei 2013

Bantu Dokter Gigi dan Lab Komputer

Bersalaman: Para Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Merah Mata Palembang antre menyalami Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, di Jalan Taqwa, kemarin

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

PALEMBANG --Gubernur Sumsel H Alex Noerdin, didampingi Kepala Lapas Klas 1, Ilham Djaya, mengunjungi 1.500 penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Palembang di Jalan Taqwa Merah Mata Palembang. Gubernur Sumsel berjanji akan memberikan bantuan dokter gigi dan laboratorium komputer.

Gubernur juga berjanji memberikan bantuan sarana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Seperti air bersih, laboratorium, perpustakaan, sarana olahraga dan sebagainya. "Ini bertujuan agar para warga binaan di lapas dapat belajar dan mempunyai suatu keterampilan yang sangat diperlukan di era globalisasi. Sehingga setelah warga binaan kembali ke masyarakat, mereka bisa mandiri," ujar Alex Noerdin saat kunjungan, kemarin.

Tak hanya itu, sambungnya, pihaknya juga berencana membangun gedung laboratorium komputer senilai Rp 300 juta. "Sehingga warga binaan dapat memiliki keahlian komputer yang akan dilengkapi dengan sertifikat," harap Gubernur.

Bantuan oleh pemerintah terhadap penghuni lapas, sebagaimana yang dilakukan Provinsi Sumsel tersebut adalah yang pertama di Indonesia. Untuk kelengkapan sarana pelayanan kesehatan, maka lapas juga akan dibantu dokter gigi yang akan melayani warga binaan dengan gratis. "Jadi, kalau ada warga binaan yang sakit gigi dapat berobat gratis, cetus Gubernur sambil tersenyum.

Setelah memberikan berbagai bantuan, Gubernur juga mengajak dan mengimbau kepada para napi di Lapas Klas 1 itu untuk senantiasa berbuat baik dan hal yang positif serta membekali diri dengan berbagai keterampilan. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan remisi atau penguurangan hukuman nantinya.

Sementara, Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM, diwakili Kepala Devisi Administrasi, Ahmad Riyadi, menyampaikan terima kasih kepada Gubernur H Alex Noerdin atas kunjungannya ke lapas tersebut. "Mudah-mudahan dengan kedatangan gubernur yang membawa peningkatan kelengkapan dan fasilitas ini dapat menambah kegiatan dalam upaya kami melakukan pembinaan," tegasnya. (rip/via/ce5)

Sumatera Ekspres, 7 Mei 2013

Tolak Pembongkaran Kios

Tolak Bongkar Kios: Puluhan pedagang dan agen sayur mendatangi Gedung DPRD Pagaralam. Mereka menolak pemindahan dan pembongkaran kios di Pasar Nendagung

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

PAGARALAM -- Puluhan pedagang sayur dan agen, yang tergabung dalam Forum Pedagang Sayur Terminal (FPST) Pagaralam, mendatangi Gedung DPRD Pagaralam. Hal ini terkait rencana pemindahan dan pembongkaran kios pedagang di kawasan Pasar Nendagung. Kelurahan Nendagung orlh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Pengelola Pasar.

Massa melakukan orasi dan meneriakkan yel-yel penolakan pemindahan.

Koodinatr pedagang sayur terminal, Yuliansih mengatakan, aksi yang dilakukan pedagang sayur dan agen merupakan bentuk penolakan kebijakan pemkot yang akan memindahkan serta membongkar kios pedagang. "Ini jelas sangat merugikan pedagang," katanya.

Tanggung Kehidupan Doni

Pendidikan, Kesehatan, Sandang, dan Pangan

BANTUAN: Bupati Muba H Pahri Azhari didampingi istri Hj Lucianty dan Wakil Bupati Beni Hernedi memberikan bantuan kepada Doni, adiknya Udel dan kakeknya, kemarin

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

SEKAYU -- Bila sebelumnya Kapolres Muba AKBP Iskandar F Sutisna memberikan bantuan kepada Doni, bocah Desa Rantau Sialang, Kecamatan Sungai Keruh, kini giliran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin (Muba), akan melakukan pembinaan terhadap Doni dan adiknya Udel. Pemkab Muba akan memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, sandang serta pangan keduanya. Hal ini dikemukakan Bupati Musi Banyuasin H Pahri Azhari beserta istri Hj Lucianty Pahri saat meninjau kondisi keluarga Doni.

Pada kesemptan itu, Bupati dan istri menyerahkan bantuan berupa uang, beras, serta lauk pauk untk kebutuhan sehari-hari Doni sekeluarga. Kunjungan tersebut juga diikuti Wakil Bupati (Wabup) Muba Beni Hernedi, Ketua DPRD Muba Ir Uzer Effendy MS, dan beberapa kepala dinas.

"Kita prihatin dan menyayangkan bila ada anak yang pada usia sekolah sudah harus bekerja mencari nafkah, sementara anak tersebut masih memiliki ayah. Untuk itu, Pemkab Muba akan memberikan khusus pada anak-anak seperti ini, dan barharap tidak ada lagi yang mengalami kondisi demikian di kemudian hari," ujarnya.

Doni adalah bocah laki-laki berusia 12 tahun yang tinggal bersama adiknya bernama Undel, bocah perempuan usia 11 tahun dan kakeknya Abas yang telah tua. Sejak tiga tahun lalu Doni telah bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan adik dan kakeknya tersebut. Berbagai pekerjaan dilakoninya mulai dari menjadi buruh bangunan hingga buruh upah menyadap karet. Hasilnya tidak seberapa hanya cukup untuk membeli beras dan sisanya untuk uang sekolah adiknya. (yud/ce3)

Sumatera Ekspres, 7 Mei 2013

Saksi Beratkan Terdakwa

KESAKSIAN: Orangtua dan rekan korban, Pratu Heru Oktavianus, saat memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri (PN) Palembang, kemarin (6/5)

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

PALEMBANG --Sidang lanjutan dugaan penembakan yang dilakukan terdakwa, Brigadir Bintara Wijaya (BW), anggota Sat Lantas Polres OKU terhadap korban, Pratu Heru Oktavianus, anggota Yon Armed 76/15 Tarik Martapura mengagendakan keterangan saksi dari rekan korban dan orangtua korban.

Dalam kesaksiannya, orangtua korban, Hasan Basri dan Sunarni mengatakan,mereka hanya mendapatkan kabar dari kakak senior korban pada Minggu (27/1) melalui telepon yang mengatakan anak kami telah meninggal dunia karena tertembak oleh anggota polisi.

Almarhum Heru merupakan tulang punggung keluarga. Ia berharap lewat persidangan ini, majelis hakim bisa memberikan hukuman yang setimpal terhadap korban sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. "Tindakan terdakwa hanya satu balasannya yakni hukuman mati," tegas keduanya saat memberikan keterangan di Pengadilan Negeri (PN) Palembang.

Selain itu juga didengarkan kesaksian dari rekan korban. Yakni Pratu M Siregar, Pratu Nanda Permana, Pratu Pati Prayitno, dan Pratu Luhut Manahan Marpaung. Sebelum kejadian, korban dan rekan-rekannya menghadiri pesta pernikahan di Baturaja. "Saya dan korban pulang duluan karena ingin mengisi bensin, dan memang melewati pos polisi. Di perjalanan, saya tidak mendengar korban mengeluarkan kata-kata ejekan ke anggota polisi, yang saya dengar hanya suara tembakan," ulas Pratu M Siregar yang langsung melaporkannya ke provos.

Sementara itu, majelis hakim yang diketuai A Rozi Wahab menunda sidang. "Sidang dilanjutkan besok (hari ini, red) dengan agenda saksi yang dihadirkan penasehat hukum terdakwa," ungkapnya.

Sebelumnya, JPU menjerat perbuatan terdakwa dengan pasal berlapis, di mana dalam dakwaan primer terdakwa dijerat dengan Pasal 340 KUHP, dakwaan subsider Pasal 338 KUHP dan dakwaan lebih subsider Pasal 351 Ayat (3) KUHP. (afi/via/ce3)

Sumatera Ekspres, Selasa, 7 Mei 2013

31 Pegawai PDAM Dibekukan

Dipangkas: Sebanyak 31 pegawai PDAM Tirta Saka Selambung Muaradua dipangkas atau dibekukan. Hal ini dlakukan karena terlalu banyak pegawai yang berdampak tingginya biaya operasional di kantor yang berlokasi di pusat Kota Muaradua ini.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *



MUARADUA -- Banyaknya jumlah pegawai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Saka Selabung Muaradua memaksa jajaran direksi memangkas sejumlah pegawai di lingkungan perusahaan daerah tersebut. Untuk menyeimbangkan keuangan perusahaan yang selalu mengalami minus setiap bulannya, direktur PDAM membekukan sedikitnya 31 pegawai di lingkungannya.

Langkah dan kebijakan ini diambil direktur PDAM karena ketidakseimbangan keuangan antara pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya.

Desa Ulak Embacang Terisolir

Tak Memiliki Akses Jalan

Transportasi Sungai: Wakil Bupati Muba Beni Hernedi menyempatkan diri foto bareng ibu-ibu saat mencuci di Sungai Rawas saat berkunjung ke Desa Ulak Embacang, Kecamatan Sanga Desa, kemarin.

* * * * * * * * * * * * * * *



SANGA DESA -- Hampir 20 tahun lamanya, Desa Ulak Embacang, Kecamatan Sanga Desa belum memiliki akses jalan. Warga mengandalkan alat transportasi perahu ketek. melalui jalur sungai menuju berbagai daerah di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).

Karneli, warga setempat mengatakan, satu-satunya akses sangat memprihatinkan dan tak bisa dilintasi lagi. Maka itu, pihaknya berharap pemerintah daerah setempat segera membuat akses jalan masuk ke desanya.

"Supaya urat nadi perekonomian di desa ini berjalan. Karena desa ini, merupakan penyuplai migas namun tidak diperhatikan dengan baik," kata Karneli, saat Wakil Bupati Muba, Beni Hernedi berkunjung dan bertatap muka di Desa Ulak Embacang, kemarin (6/5).

Terhadap kondisi tersebut, Wakil Bupati Muba Beni Hernedi, menegaskan pemerintah harus memanfaatkan perusahaan-perusahaan setempat untuk ikut berpartisipasi. Dijelaskan, Pemkab Muba sekarang sedang membangun jembatan dari Dusun Muaro Rawas Desa Terusan ke Desa Ulak Embacang.

Namun pengerjaan terhambat masalah pembebasan lahan. "Kendati ada hambatan, tapi yakinlah daerah desa ini akan kami pikirkan dan selalu kami perhatikan," ujarnya.

Seperti diketahui, di Dusun 4, Desa Ulak Embacang terdapat beberapa yang daerah rawan longsor. Oleh karena itu, Wabup dalam kunjumgannya menyampaikan akan mencari solusi dengan membuat program pemindahan rumah warga ke pemukiman baru secara bertahap.

"Saya bersama pak bupati sudah berkomitmen membangun desa dengan dana Rp 1 miliar 1 desa, yang tinggal menunggu hari untuk direalisaikan," ungkapnya. Demi suksesnya program tersebut, masyarakat desa harus duduk bersama dan masyarakat membangun desanya sendiri serta mengawasi secara bersama. Intinya untuk mempercepat kesejahteraan rakyat sehingga ekonomi kerakyatan dapat berjalan dengan baik." tukasnya. (yud/vin/ce3)

Sumatera Ekspres, Selasa, 7 Mei 2013