Jumat, 24 Agustus 2012

Ishak Mekki Akan Perjuangkan Tunjangan Terhadap Hafidz Al-Qur'an se-Sumsel

Banyak program terkait pembangunan agama yang dijalankan pemerintah kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, yang dipimpin H. Ishak Mekki, yang mungkin pertama kali dilakukan di Indonesia. Ke depan, Ishak Mekki mengharapkan program ini dirasakan masyarakat Sumatera Selatan.

“Saya ingin program tunjangan terhadap hafidz Al-Qur'an, tunjangan bagi pembantu pegawai pencatatan nikah (P3N), para ustad dan ustadzah bukan hanya dirasakan masyarakat OKI juga bagi masyarakat Ogan Ilir, Lahat, Palembang, Muaraenim, dan daerah lainnya di Sumsel,” kata Ishak Mekki saat menghadiri acara halal bil halal dengan masyarakat Meranjat, Beti, dan sekitarnya, di Desa Meranjat, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (23/08/2012).

“Oleh karena itu, saya akan berjuang menjadi pemimpin Sumatera Selatan, agar semua masyarakat Sumatera Selatan merasakan kemajuan yang lebih, termasuk seperti yang dirasakan masyarakat Kabupaten OKI, seperti di bidang pendidikan agama maupun umum,” lanjutnya.

Dijelaskan Ishak, Tuhan akan memberikan kenikmatan bagi mereka yang berjuang atau bekerja keras. “Saya yakin kemenangan akan diberikan Allah kepada mereka yang bekerja keras. Marilah kita bekerja keras untuk kebaikan masyarakat Sumsel,” katanya.

Sebagai informasi, guna pemulian Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memberikan tunjangan sebesar Rp400 ribu per bulan kepada setiap penghapal atau hafidz Al-Qur'an 30 juz. Saat ini sudah ada puluhan hafidz Al-Qur'an 30 juz yang mendapatkan tunjangan tersebut.

Ishak yang mengaku belum hafidz Al-Qur'an 30 juz, ternyata seorang anak dari seorang hafidz yakni H. Ahmad Mekki. Dia merupakan tokoh agama yang cukup terkenal di Kayuagung. Selain orangtuanya, mertuanya juga seorang ulama terkenal di Kayuagung yakni H. Muchtar Abdullah.

“Sosok mereka juga yang mendorong saya untuk menghormati para hafidz dan guru agama,” kata Ishak, yang juga membuka pondok pesantren Bait Qur'an, yang mana santrinya merupakan penghapal Al-Qur'an dari berbagai desa di OKI, yang biaya pendidikannya digratiskan.

Selain itu, guna menjaga kinerja para guru agama, seperti ustad dan ustadzah, serta pembantu pegawai pencatatan nikah (P3N), pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) juga memberikan tunjangan setiap bulannya. Misalnya 3.500 ustad dan ustadzah, setiap bulannya diberikan tunjangan sebesar Rp75 ribu, sebanyak 340 petugas P3N menerima tunjangan sebesar Rp250 ribu setiap bulan.

Sementara 40 pondok pesantren di Kabupaten OKI, setiap tahunnya menerima bantuan operasional Rp40 juta. Terhadap kepeduliannya ini, tak heran Forum Pondok Pesantren (Forpes) Sumsel memberikan Pesantren Award kepada Ishak Mekki.

Di masa lalu, Kabupaten OKI merupakan daerah yang banyak melahirkan qori dan qoriah terbaik di Sumatera Selatan. Sebagian pernah meraih juara nasional. Bahkan hafidz Al-Qur'an 30 juz, yakni Muhammad Zaki Al-Hafidz, meraih peringkat ke-12 dunia. Maka guna mengembalikan keadaan tersebut, setiap tahun pemerintah Kabupaten OKI memberikan bantuan pembinaan kepada para qori dan qoriah yang berprestasi sebesar Rp20 juta.

Bantuan pembinaan tersebut ternyata memberikan dampak yang signifikan. Pada 2010, Kabupaten OKI menempati urutan ke-5 di Sumsel pada ajang MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an), tahun 2011 naik ke urutan kedua, tahun 2012 duduk di urutan ketiga, dan tahun 2013 Kabupaten OKI berkeinginan menjadi tuan rumah MTQ tingkat Sumatera Selatan.

Sama seperti pemerintahan daerah lainnya, puluhan tokoh masyarakat atau mereka yang berprestasi di OKI setiap tahun diumrohkan ke tanah suci secara bergiliran. Dan kini Kabupaten OKI tengah merencanakan pembangunan Masjid Raya dan Islamic Center, yang mana lahan sudah tersedia di Kayuagung. (Wijaya/Berita Musi)