Pelepasan truk pembawa beras raskin untuk wilayah Palembangdari halaman gudang Bulog Km 9 oleh Sekda Sumsel, Mukti Sulaiman, Kepala Bulog Divre Sumsel, Basirun, dan Kepala Dinsos, Drs Apriyadi, kemarin
______________________________
PALEMBANG --- Untuk pertama kalinya dilakukkan, Perum Bulog Divre Sumsel akan menyerap gabah dari petani padi. Dari target pengadaan beras tahun ini sebesar 90 ribu ton, hanya 67.500 atau 75 persen yang berupa beras.
“Sebanyak 22.500 ton atau 25 persennya berupa gabah,” kata Kepala Perum Bulog Divre Sumsel, Basirun. Terobosan itu diungkapnya di sela peluncuran sosialisasi dan penyaluran program raskin 2015 di gudang Bulog Km 9, kemarin (23/2).
Ia mengakui pengadaan gabah belum pernah dilakukan sebelum ini. Supaya lancar Bulog Divre Sumsel menyiapkan 5 satuan tugas (satgas) dan 2 unit pengelolaan gabah beras (UPGB). Dua UPGB itu yang akan jemput bola ke petani. Pengadaan gabah pada tahun-tahun sebelumnya tidak dilakukan karena harga jual di tingkat petani tinggi. Berpatokan pada HPP pemerintah, tidak mungkin Bulog menyerapnya.
“Semoga tahun ini harganya mendekati HPP sehingga unit-unit kami bisa cepat melakukan pembelian,” beber Basirun. Target pengadaan 90 ribu ton ini meningkat 29 persen dibanding tahun lalu yang hanya 70 ribu ton. Kenaikan pengadaan ini mendukung target pengadaan nasional 2.75 juta ton beras.
Pengadaan beras sendiri molor karena kemarau panjang dan molornya masa taman. Harusnya, penyerapan dimulai Januari-Februari. Dengan kendala ini, masuknya beras baru diprediksi Juli-Agustus nanti.
Untuk raskin, penyalurannya per Maret sudah mencapai 19 ribu ton. Penerima se-Sumsel sama dengan alokasi tahun lalu, 419.579 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM). “Penyaluran dilakukan melalui 791 titik distribusi pada 225 kecamatan di 17 kabupaten/kota,” ungkapnya.
Setiap bulan, Bulog menyalurkan sekitar 6.300 ton raskin. Hingga kemarin, baru ada 4 daerah yang telah mendistribusikan raskin kepada para penerima program ini, yakni Palembang, Lahat, Pagaralam, dan OKU Timur. Kabupaten/kota lainnya menyusul. Paling cepat sebelum Maret berakhir.
“Karena itulah, kami launching saat ini agar tidak tertinggal jauh dengan provinsi lain,” jelas Basirun. Raskin yang disalurkan bukan beras baru, tapi stok yang masih ada di gudang Bulog.
Tapi, Bulog selalu melakukan pemeliharaan agar beras stok itu terbebas dari kutu dan jamur karena lembab. Stok saat ini mencapai 30.751 ton beras. Dengan kebutuhan per bulan rata-rata 6.554 ton, maka ketahanan mencapai 4,7 bulan (hampir 5 bulan).
Target Bulog, distribusi raskin selesai tepat waktu dan tanpa tersisa. Sistemnya tetap cash and carry. Kepala Dinsos Sumsel, Drs Apriyadi MSi mengatakan, 419.579 RTSPM penerima raskin sudah disurvei. “Mereka memang masyarakat yang berhak menerima bantuan,” katanya.
Diingatkannya, program raskin ini butuh dukungan pemkab/pemkot. Salah satunya penyediaan bantuan untuk transportasi agar harga raskin tetap Rp 1.600 hingga ke tangan masyarakat yang menerimanya.
Sekda Sumsel, H Mukti Sulaiman SH MHum menambahkan, raskin merupakan program prorakyat di bidang pangan. “Harganya murah hanya Rp 1.600 per kg di titik distribusi,” ujarnya. Pemprov terus mengawasi harga beras di pasaran agar tidak terjadi kenaikan signifikan. Jika memang diperlukan, akan dilakukan operasi pasar. (wia/ce4)
Sumber: Sumatera Ekspres, Selasa, 24 Februari 2015
0 komentar:
Posting Komentar