Sumbang Asap: Lahan di Desa Pelangki, Kecamatan Muaradua, OKU Selatan terbakar. Tampak sebuah gubuk berada di tengah-tengah lahan yang sudah terbakar, kemarin.
* * * * * * * * * * * * * * *
MUARADUA – Sudah menjadi tradisi, musim kemarau dimanfaatkan para petani untuk membuka lahan pertanian. Mereka biasanya memilih cara konversional, membakar lahan.
Pantauan koran ini, saat ini aktivitas pembakaran lahan di wilayah OKU Selatan makin meningkat. Paling dominan warga melakukan pembakaran lahan untuk pembukaan lahan pertanian baru.
Seperti yang terpantau di Desa Pelangki, Kecamatan Muaradua sore kemarin, warga dengan sengaja membakar lahan untuk membuka kembali lahan yang akan ditanamani jagung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU Selatan Mahpi Abubakar SE mengakui jika intensitas pembakaran lahan saat ini makin meningkat di sejumlah wilayah di OKU Selatan.
Pembakaran lahan yang dilakukan warga untuk membuka lahan pertanian baru itu menyumbang timbulnya titik api dan asap. “Memang tidak begitu berdampak, tapi pembakaran lahan itu menimbulkan titik api dan kabut asap,” ujar Mahpi.
Sayangnya Mahpi tidak memiliki data pasti berapa luasan lahan yang sengaja dibakar warga untuk lahan pertanian baru tersebut. Namun, kata dia, saat ini hampir di seluruh kecamatan terjadi pembakaran lahan oleh petani untuk membuka lahan pertanian baru.
“Hampir di setiap kecamatan dijumpai, namun persisnya kita tidak memiliki data,” ujar Mahpi. Ia mengakui kesadaran warga untuk tidak membakar lahan masih sangat rendah.
Pembukaan lahan dilakukan petani masih dengan cara tradisional yaitu dengan cara mudah dan dianggap lebih ekonomis yakni membakar. Hal itu sangat disayangkan.
Pasalnya, dikhawatirkan pembakaran itu meluas dan merambat ke hutan sekitar. “Itu yang kadang tidak bisa dicegah petani,” cetus Mahpi. Pihaknya terus memantau kemungkinan terjadinya kebakaran hutan disamping terus berkoordinasi dengan BMKG di Palembang, terkait kemungkinan munculnya titik api di wilayah OKU Selatan.
“Kami juga sudah menyiagakan kendaraan pemadam dan petugas, bila sewaktu-waktu ada ditemukan titik api akibat pembakaran lahan yang meluas,” tandasnya. (dwa/vin)
Sumatera Ekspres, Minggu, 9 Agustus 2015