PALEMBANG -- Ada-ada saja kejadian sesama tetangga. Ratusan warga mendatangi kediaman dr Frd, di Jl Gotong Royang, Lr Mentas, RT 32, RW 9, Kelurahan Demang Lebar Daun, Kecamatan Ilir Barat (IB) I, Minggu (9/9), sekitar pukul 16.30 WIB. Para tetangga ini mendesak mendesak sang dokter pindah rumah. Menurut warga, sang dokter sering memancing keributan dan permusuhan dengan warga dengan sikap arogan.
Puncaknya kemarin, sang dokter kembali ribut dengan seorang warga bernama Drs A Rifai, terkait ucapan sang dokter yang tidak sopan. Warga yang merasa tidak tahan lagi, akhirnya "menyerbu" kediaman dr Frd.
Sebelum mendatangi rumah dr Frd, mereka berkoordinasi dulu dengan Polsekta IB I dan tokoh masyarakat sekitar. Hasilnya, mereka mendesak dr Frd keluar dari rumahnya. Untuk mencegah perbuatan anarkis, polisi menjaga dr Frd keluar dari rumah dan diamankan ke kantor Polsekta IB I sekitar pukul 17.30 WIB. Dokter Frd ditemani pembantunya mengendarai mobil Suzuki Escudo BG 1315 QU menuju Polsekta IB I. Ratusan warga pun ikut mengantarkan dr Frd ke Polsekta IB I.
Di Polsekta IB I, aparat kepolisian yang diwakili Kanit Reskrim Iptu AK Sembiring menggelar musyarawarah dengan tokoh masyarak at dan warga yang mengaku "dilecehkan" korban dr Frd. Semantara, dr Frd yang diamankan di ruang IV tim reksa. Namun sayang, wartawan belum diperkenankan memotret dan mewawancarai dr Frd.
Setelah satu jam berembuk membahas sikap dr Frd, akhirnya Rifai melaoprkan Frd ke Sentra Pelayanan Terpadu (SPT) Polsekta atas dugaan perbuatan tidak menyenangkan, pasal 335 KUHP.
Ketua RT 32, Rosani Amin membenarkan reaksi warga atas sikap dr Frd. "Warga mendatangi rumah dr Frd secara spontan karena mendengar keributan dengan Rifai. Harapan warga, agar dr Frd sadar dan meminta maaf karena perbuatannnya tidak sesuai dengan sikap seorang pendidik. Jangan terulang lagi dan warga menyarankan agar dia untuk pindah rumah saja. Untuk itulah kami kami membahasnya dengan tokoh masyarakat bersama polisi, bagaimana yang terbaik," ujar Rosani.
Awah (43), salah seorang warga mengatakan, dirinya pernah tersinggung atas ucapan dr Frd yang mengatakan kalau dirinya tidak level dengan warga. Hal itu diucapkan setelah dirinya sempat ditegur warga karena mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dan membahayakan. "Namun, bukannya minta maaf, dia malah menghina," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan warga lain, Yuli. Dia mengaku pernah dipukul tangannya oleh dr Frd. Pada umumnya, warga mengaku bahwa sang dokter mengemudi dengan kecepatan tinggi dan nyaris menabrak warga sekitar. Namun, kalau dinasehati, ia malah menuduh warga yang bukan-bukan.
Kapolsek IB I Kompol Sonny Trianto, melalui Kanit Reskrim Iptu AK Sembiring mengungkap, pihaknya berjanji akan memproses kasus ini. Namun yang terpenting, ia berharap kepada warga sekitar kediaman sang dokter jangan bertindak anarkis dan main hakim sendiri. "Akan kami proses, namun jangan anarkis. Kasus ini hanya kesalahpahaman saja. Warga sudah kami beri pemahaman. Sekitar pukul 19.00 WIB, semua warga sudah pulang termasuk sang dokter. Tidak ada yang diamankan," kata Sembiring. (roz/cj12/ce1)
Sumatera Ekspres, Senin, 10 September 2012
0 komentar:
Posting Komentar