MARTAPURA -- Meski dari sisi pengadaan bahan baku mengalami kesulitan, namun tak membuat Mulani (54), warga Desa Rantau Jaya, Kecamatan Belitang Madang Raya, Kabupaten OKU Timur, luluh. Dia tetap semangat melestarikan kerajinan rotan. Bahkan, hasil karyanya mulai mulai merambah ke pasaran, baik lokal maupun antardaerah. "Untuk jenis kursi kelana dijual Rp 500 ribu, benhur Rp 600 ribu, sedangkan untuk kursi tidur Rp 300 ribu," ungkap Mulani.
Dikatakan, usaha perajin rotan ini dilakoninya sejak tahun 1990 lalu. "Ini satu-satunya keahlian saya untuk bertahan dan terus untuk melestarikan kerajinan rotan ini," terangnya.
Rotan ini didapat dari Betung dan Baturaja. Lalu, disulap menjadi berbagai bentuk kerajinan, mulai dari kursi, rak, meja hingga perabotan rumah tangga lainnya. Kursi-kursi hasil kerajinan rotan milik Mulani pun laris manis dipesan. Mulai dari harga Rp 550 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung dari jenis dan ukurannya.
Sebelumnya, banyak perajin rotan. Hanya saja, seiring waktu, terus berkurang dan menghilang. "Banyak yang beralih ke usaha lain," katanya.
Dikatakannya, saat ini dirinya kesulitan mendapatkan bahan baku rotan. Tetapi di sisi lain, permintaan akan kerajinan rotan terus mengalami peningkatan. "Alhamdulillah, sampai saat ini usaha kerajinan rotan saya tetap lancar. Malah saya sekarang sampai kewalahan melayani order yang terus-menerus dari warga," imbuh Mulani. (asa/ce4)
Sumatera Ekspres, Kamis, 28 Maret 2013
Kamis, 28 Maret 2013
Bahan Baku Sulit, Permintaan Meningkat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar